WorldCom pada saat itu sebenarnya merupakan perusahaan telekomunikasi yang
besar. Dengan jumlah karyawan mencapai 80.000, WorldCom menyediakan layanan
telepon jarak jauh dan memiliki backbone jaringan Internet terbesar. WorldCom berawal dari merger perusahaan Long Distance
Discount Services, Inc (LDDS)
dengan Advantage Companies Inc. Bernard Ebbers yang sebagai pendiri LDDS
ditunjuk sebagai CEO WorldCom.
WorldCom setelah
menyatakan diri pailit menggantikan namanya menjadi MCI Inc dan belakangan
diakuisisi Verizon Communication pada tahun 2005
Pada awal tahun 2000
perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang
disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan mengalami penurunan dan utang semakin
banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut
Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai
auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan
keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya
merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri
akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak
teralokasi”.
Bernard Ebbers
mengendarai sendiri mobil Mercedes Benz-nya ke penjara, setelah dijatuhi
hukuman kurungan 25 tahun.
Cynthia Cooper salah
satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan
pelaporan keuangan di situ. Kecurigaannya semakin nyata ketika dia menanyakan
perihal keuangan kepada Sullivan, sang CFO yang dibalas dengan menyuruhnya
untuk tidak ikut campur. Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan jasa
perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen. Sedangkan
Arthur Andersen sendiri dalam terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu. Jadi
bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur Andersen sendiri mulai
dipertanyakan.
Cynthia Cooper saat itu
menjabat sebagai Vice President dalam divisi Internal Audit WorldCom
Cynthia bersama beberapa
rekannya membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus
mengaudit keuangan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi supaya tidak
diketahui atasan untuk mencari kebenaran. Tetapi perjuangan para tim ini
tidaklah sia-sia. Pada bulan Mei mereka berhasil menemukan sebuah lubang pada
laporan keuangan perusahaan mereka.
Cooper lalu memutuskan
menghubungi kepala komite audit mengenai penemuan timnya. Pada tanggal 20 Juni
diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan Cooper dan
Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi
yang dilakukan dia dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal.
Pada tanggal 24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk
mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin
diberhentikan.
Myers mengundurkan diri.
Sedangkan Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga dipecat. Pada hari
berikutnya WorldCom mengumumkan kenyataan keadaan keuangan perusahaan mereka
keluar. Akhirnya seluruh dunia mengetahui kalau perusahaan ini telah memalsukan
pendapatannya sebanyak 3,8 miliar dolar US. Perusahaan WorldCom kemudian menyatakan
dirinya pailit. Kebangkrutan WorldCom merupakan kebangkrutan terbesar dalam
sejarah Amerika pada saat itu dengan nilai asetnya sebesar 103,9 miliar dolar
US. Ebbers akhirnya diganjar penjara selama 25 tahun karena terbukti ikut
terlibat dalam penipuan pelaporan akutansi. Sedangkan Sullivan sendiri
dikenakan hukuman 5 tahun penjara.
Peristiwa ini
membuktikan sebuah perusahaan yang dari luar terlihat normal sebenarnya bisa
saja merupakan sebuah ilusi yang menyesatkan para pemegang saham. Umumnya ilusi
yang dipancarkan oleh perusahaan ini tidak lain adalah laporan keuangan yang
dipalsukan. Demikianlah kisah sang perusahaan pemilik jaringan Internet
terbesar ini menemui kehancurannya.
Xerox
Corporation, perusahaan berskala besar yang pernah menjadi raja fotokopi
dunia telah membuat kesalahan fatal dengan fraud revenue yang mencapai US$ 2
miliar, dan hampir bersamaan dengan waktu terjadinya skandal akuntansi keuangan
terbesar di dunia yang melibatkan perusahaan – perusahaan besar di Amerika
seperti Enron dan WorldCom. Xerox Corporation melakukan berbagai kesalahan
pencatatan accounting dalam keuangan mereka, dan untuk pertama kalinya ketika
masalah ini muncul ke permukaan, Xerox Corp telah didenda karena telah secara
disengaja melakukan pencatatan keuangan bisnis perusahaan dan pembuatan laporan
keuangan perusahaan secara tidak benar, tidak sesuai dengan standarGenerally Accepted Accounting
Principles (GAAP),
dan kemudian setelah kejadian tersebut, ditemukan juga selisih keuntungan
“siluman” yang mencapai US$ 2 miliar selama beroperasi tahun 1997 hingga 2001
oleh Securities And Exchange Commision. Fraud Xerox Corp sebuah skandal yang
multidimensional, karena fraud accounting besar – besaran dan tidak dapat
langsung terungkap seluruhnya, melainkan secara bertahap satu demi satu.
Tidak lama setelah ditemukannya pelanggaran pertama terhadap
GAAP, terungkap pelanggaran lain terhadap GAAP yang menaikkan pengakuan
pendapatan perusahaan secara berlipat melebihi US$ 3 miliar daripada nilai yang
sebenarnya, dan pada akhirnya menaikkan pendapatan sebelum kena pajak senilai
lebih dari US$ 1,5 miliar. Hal ini dikarenakan perusahaan Xerox Corp bertujuan
memenuhi standar pasar saham Wall Street sehingga menyamarkan kinerja operasi
perusahaan yang sebenarnya dari para investor. Xerox Corp berjanji untuk
melakukan penyusunan ulang laporan keuangan perusahaan, merestrukturisasi
bagian kontrol keuangan perusahaan, serta mengurus permasalahan dan
administrasi hukum yang berhubungan dengan hal ini, dan juga membayar denda
penalti sebesar US$ 10 juta. Walaupun begitu, Xerox Corp tidak pernah mengakui
ataupun menyangkal bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan fraud dalam
menyusun laporan keuangan perusahaan dan informasi keuangan perusahaan untuk
para investor ataupun pihak lainnya.
Setelah beberapa lama, Xerox Corp akhirnya mengakui telah
mencatat profit dan penjualan melebihi nilai sebenarnya, sehingga semakin
memperburuk keadaan terhadap perusahaan – perusahaan di Amerika dan prosedur
audit yang bersangkutan, karena setelah terjadinya skandal bangkrutnya Enron,
yang merupakan skandal terbesar dalam fraud auditing yang terjadi sepanjang sejarah, tidak
lama kemudian terungkap banyak perusahaan – perusahaan besar lainnya yang
melakukan pelanggaran terhadap standar prosedur keuangan dan GAAP secara
berturut – turut. Xerox Corp kemudian merevisi profitnya selama periode tahun
1997 hingga 2001. Dalam laporan sebanyak hampir 1000 halaman kepada Security
And Exchange Commision, Xerox. Corp mencatat kelebihan penjualan peralatan senilai
US$ 6,4 miliar.
Namun, setelah terungkapnya skandal tersebut, laporan dari Wall
Street atas kebocoran pencatatan keuangan Xerox Corp menyebutkan bahwa saham
perusahaan di pasaran tidak anjlok secara drastis. Pada hari yang sama, setelah
sempat terguncang mencapai 25% harga saham, saham Xerox Corp ditutup pada $
6,97 dari pembukaan sebesar $ 8.00, atau turun $ 1,03. Xerox Corp kemudian
membentuk tim manajemen baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,
termasuk penyusunan ulang keuangan perusahaan serta laporannya.
Pemeriksaan
Terhadap Error Dan Fraud
Auditor resmi Xerox Corp, KPMG, menyatakan bahwa laporan audit
atas Xerox Corp hingga tahun 2001 telah sesuai dengan standar yang berlaku
dalam GAAP. Tetapi pada kenyataannya fraud yang terjadi melibatkan kesalahan
yang disengaja atas pengalokasian pendapatan leasing, sesuatu yang sebelumnya
belum terungkap dalam kasus fraud dengan Securities And Exchange Commision
(SEC). Untuk perusahaan office equipment seperti Xerox Corp, perbedaan angka
untuk lease equipment akan bernilai sangat besar karena
memang berorientasi pada jenis peralatan seperti itu. Penyusunan ulang
terhadapnya dapat berarti nilai penjualan yang dibukukan dalam satu tahun dapat
berubah menjadi dibukukan pada tahun – tahun sesudahnya.
Tindakan
Xerox Terhadap Fraud Dan Error
Dengan kejadian – kejadian ini, saham Xerox Corp jatuh sebanyak
28% hingga senilai $ 5,75 setelah sebelumnya hanya sedikit menurun, karena
dengan ini kepercayaan publik dan investor terhadap Xerox Corp semakin
berkurang. Xerox juga menukar long –term bond yang jatuh tempo pada tahun 2009
dengan hanya sekitar 70% darivalue bond tersebut. Hal ini jelas sangat
mempengaruhi pasar dan Tom Hougaard sebagai market strategist difinancial
bookmarkers City
Index, meramalkan bahwa para investor Xerox Corp akan bereaksi keras atas
kejadian tersebut, yang mungkin akan berpengaruh secara signifikan terhadap
pasar saham. Efek terhadap investor akan dirasakan cukup besar, dan mereka akan
bertanya – tanya mengenai kinerja perusahaan yang sebenarnya dan reliabilitas
Xerox Corp.
Pada akhirnya Xerox Corp berhenti bekerjasama dengan auditor
KPMG dan memecatnya untuk digantikan oleh akuntan Pricewaterhouse Coopers LLP.
KPMG tidak berkomentar lebih jauh terhadap hal ini.
Berita mengenai fraud accounting Xerox Corp telah menjadi salah satu
skandal audit terbesar di dunia. Xerox Corp yang beberapa tahun belakangan ini
mulai bersusah payah karena tidak adanya permintaan pasar dan juga kerasnya
persaingan di Benua Asia, dahulu merupakan perusahaan besar setelah sekitar
akhir 1960-an menguasai pasarnya ketika memperkenalkan 914, mesin fotokopi
xerografis pertama di dunia. Ketika itu Xerox Corp dapat disejajarkan dengan
Microsoft dan produksi 914 menjadi produk industri dengan hasil penjualan
terbesar di dunia sepanjang masa. Namun setelah itu Xerox Corp gagal
melanjutkan penemuan barunya setelah penelitian Xerox Labs di Silicon Valley
menemui kegagalan. Xerox Labs berhasil menciptakan mouse komputer, tetapi sama
sekali tidak berguna karena kerangka kerja atas Personal Computer (PC) malah
dieksploitasi oleh Microsoft, dan ciptaan lainnya yaitu laser printer, tidak
dapat bersaing di pasaran.
Pada bulan May 1999, harga saham Xerox Corp di pasar saham
benar – benar jatuh, dari nilai yang cukup besar pada point $ 64 hingga hanya
menjadi $ 3,81 saja pada bulan Desember 2000. Namun belakangan Xerox Corp
berhasil merestrukturisasi kembali perusahaan mereka dan telah melunasi hutang
sebesar US$ 7 miliar, yang langsung mengangkat kembali nilai saham perusahaan
sebesar 14,3% menjadi $8,97.
BANK LIPPO TBK 2002-2003
Kasus Bank Lippo dan
Degradasi Kepercayaan Publik
DI tengah upaya pemulihan kepercayaan terhadap dunia
perbankan dan perekonomian nasional, kita dikejutkan oleh skandal keuangan yang
dilakukan Bank Lippo Tbk. Salah satu bank peserta rekapitalisai itu memberikan
laporan berbeda ke publik dan manajemen BEJ.Dalam laporan keuangan
per 30 September 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 November 2002
disebutkan total aktiva perseroan Rp 24 triliun dan laba bersih Rp
98 miliar.Namun dalam laporan ke BEJ pada 27 Desember 2002 total
aktiva perusahaan berubah menjadi Rp 22,8 triliun rupiah (turun Rp 1,2 triliun)
dan perusahaan merugi bersih Rp1,3 triliun.
Perbedaan laporan keuangan itu segera memunculkan kontroversi
dan polemik. Manajemen beralasan perbedaan itu terjadi karena ada penurunan
aset yang diambil alih atau foreclosed asset dari Rp 2,393
triliun menjadi Rp 1,420 triliun.Akibatnya pada keseluruhan neraca terjadi
penurunan tingkat kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR)
dari 24,77 menjadi 4,23%. Namun beberapa pihak menduga perbedaan laporan
keuangan terjadi karena ada manipulasi yang dilakukan manajemen.
Dugaan itu beralasan karena agunan yang dijadikan aset berasal
dari kelompok Lippo. Yakni, PT Bukit Sentul Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT
Lippo Cikarang Tbk, PT Lippo Securities Tbk, PT Hotel Prapatan Tbk, dan PT
Panin Insurance Tbk.BankLippo diduga juga melanggar di pasar modal berupa
perdagangan memanfaatkan informasi dari orang dalam (insider trading).Praktisi
pasar modal Lin Che Wei mengatakan, selama 40 hari perdagangan bursa mulai 4
November 2002 sampai 10 Januari 2003 terjadi anomali dalam transaksi saham Bank
Lippo (LPBN). Itu diduga dilakukan perusahaan sekuritas yang berafiliasi dengan
Lippo Group serta beberapa perusahaan sekuritas lain yang mempunyai kedekatan
dengan kelompok tersebut.
Keanehan terjadi karena satu menit menjelang penutupan pasar
(pukul 15.59) sejumlah perusahaan sekuritas melakukan transaksi saham Bank
Lippo dengan volume hanya satu atau dua lot dengan harga selalu lebih rendah
daripada rata-rata harga pada hari itu. Akibatnya, hampir setiap hari harga
saham bank itu turun.
Analisis kasus :
Pengertian etika
Menurut saya, kasus yang dilakukan oleh PT Bank LippoTbk salah
karena tidak adanya checks and balances yang baik antara direksi dan komisaris
dengan manajemen PT Bank Lippo Tbk yang menyampaikan dua laporan keuangan yang
tidak diaudit. Jika dilihat dari sudut pandang GCG terjadi karena lemahnya
penerapan prinsip akuntabilitas di dalam PT Bank Lippo Tbk, khususnya dalam hal
pembuatan laporan keuangan. Tidak hanya membuat laporan berganda namun PT Bank
Lippo telah diduga menyalahgunakan jual beli saham di pasar modal. Dengan
banyaknya kasus tersebut menyebabkan kepercayaan investor dan kreditur terhadap
PT bank lippo Tbk mulai menurun.
Laporan keuangan PT Bank Lippo yang telah dimanipulasi dan
menyalahgunakan jual beli saham di pasar modal menimbulkan terjadinya turunnya
saham sehingga pada awal tahun 2003 PT Bank Lippo tersebut memperoleh hak untuk
melakukan rencana right issue (penerbitan saham baru untuk menambah modal) guna
menghindari pailit. Wakil presiden komisaris Bank Lippo Roy E Tirtadji
mengatakan, rencana penjualan agunan yang diambil alih (AYDA) di Bank Lippo sudah
disetujui oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagaimana halnya
rencana melakukan pengumpulan saham (reverse stock split).
Ada dua prinsip yang harus dilakukan dalam GCG yaitu prinsip
transparansi dan prinsip akuntabilitas. Dari prinsip tranparansi tersebut
seharusnya PT Bank Lippo memiliki kewajiban untuk menginformasikan laporan
keuangan hendaknya dilakukan secara tepat dan dilakukan secara
profesional dengan cara menunjuk auditor yang lebih independen, qualified, dan
competent. Perbuatan manajemen PT Bank Lippo Tbk yang telah lalai karena
mencantumkan kata “audited” di dalam laporan keuangan yang sebenarnya belum
diaudit merupakan sebuah bentuk ketidakhati-hatian yang merupakan
tanggung jawab dari Manajemen PT Bank Lippo Tbk. Dan untuk melakukan
transaksi jual beli saham di pasar modal seharusnya PT Bank Lippo mengikuti
ketetapan dan peraturan yang berlaku yang berada di bursa efek pasar modal.
Seharusnya membuat laporan keuangan yang baik mengacu pada pedoman yang
tepercaya seperti peraturan PSAK.
TOSHIBA
Toshiba adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan
berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor
pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk
produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat
chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor
di dunia.
-Chief Executive
Officer (CEO) sekaligus Presiden Toshiba, Hisao Tanaka menyatakan mundur dari
jabatannya, Selasa (21/7/201).
Hisao melepas jabatan tersebut akibat skandal
keuangan yang telah mengguncang kondisi keuangan perusahaan. Chairman Toshiba
saat ini, Masashi Muromachi, sebagai Presiden Toshiba ad interim atau pejabat
sementara.
Pengunduran diri CEO akan disusul oleh beberapa
petinggi lainnya yaitu Wakil Ketua Dewan Komisaris Norio Sasaki, dan Atsutoshi
Nishida mantan eksekutif Toshiba yang kini menjabat sebagai penasihat.
Kondisi keuangan perusahaan elektronika dan
teknologi energi nuklir asal Jepang ini berbeda dari temuan komite independen.
Kondisi keuangan Toshiba sudah menyimpang. Keuntungan perusahaan
dibesar-besarkan hingga US$ 1,2 miliar selama periode lima tahun, demikian
menurut temuan sebuah komite independen yang ditunjuk Toshiba.
"Kami sangat meminta maaf kepada para
pemegang saham, investor dan semua pemangku kepentingan lainnya," kata
jelas perseroan dalam sebuah surat kepada investor pada hari dikutip dari CNN Senin (20/7/2015).
"Kami akan perbaiki hasil keuangan
terakhir," tambahnya.
Penyimpangan terlihat sejak April 2015 ketika
Toshiba menyelidiki praktik menyimpang di divisi energi. Keadaan memburuk pada
Mei 2015 setelah komite independen mengambil alih evaluasi keuangan.
Saham Toshiba turun sekitar 20% sejak awal April
sejak isu-isu terkait keuangan mulai tercium.
LEHMAN BROTHER
Bank investasi raksasa Lehman Brothers telah menjadi korban dari
krisis kredit macet di Amerika Serikat. Kejadian tersebut benar-benar
mengejutkan, lantaran belum lama, Pemerintah AS terpaksa mengambil alih raksasa
pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac untuk memperbaiki sistem
finansial perumahan di negeri itu.Selanjutnya, giliran bank investasi Lehman
Brothers yang menjadi korban. Dalam penjelasannya, 15 September 2008, bank yang
sudah berusia 158 tahun itu mengajukan kebangkrutan demi melindungi aset dan
memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.Informasi dari berbagai
sumber, kebangkrutan ini adalah yang terbesar dalam sejarah AS, Lehman mencatat
kerugian sekitar USD3,9 miliar pada triwulan III-2008 menyusul beberapa
kejadian penghapusan buku pada aset kredit perumahan yang dipegang perusahaan
itu.Aset piutang berbasis kredit tersebut terpaksa dihapuskan dari laporan
keuangan karena gagal ditagih akibat memburuknya kredit macet. Bank investasi
terbesar keempat AS ini menyampaikan formulir kebangkrutan kepada United States
Bankruptcy Court for the Southern District of New York pada Senin (15/9/2013)
waktu setempat.Pengumuman kebangkrutan itu muncul setelah Lehman Brothers gagal
mendapatkan pembeli sebagai investor baru. Keputusan ini sekaligus menjadi
akhir dramatis dari pertemuan tiga hari berturut-turut yang digelar para
bankir, Bank Sentral AS, dan Departemen Keuangan AS. (bn)
SKEMA
PONZI
Sejarah Ponzi
Nama
sistem piramida diindentikkan dengan nama Ponzi, karena sistem piramida sering
disebut skema Ponzi. Mungkin karena Charles Ponzi (1882 – 1949) adalah orang
pertama yang paling berhasil menggunakan cara ini untuk menipu dan mendapat
sorotan masyarakat. Ia bukan hanya menipu dalam jumlah yan…g besar, tetapi juga
mendapat sorotan. Kejadiannya di sekitar tahun 1920.
Charles
Ponzi bukan tergolong penipu yang melibatkan dana terbesar dalam sejarah. Ponzi
dimasa itu hanya berhasil menyeret dana sebesar $ 7 juta (kira-kira senilai 10
ton emas). Jumlah itu tidak lah banyak kalau dibandingkan dengan kasus Bernie
Madoff. Bernie Madoff tahun 2008 terbongkar kasusnya bahwa dia berhasil menilep
$50 milyar (kira-kira senilai 1.720 ton emas). Yang digelapkan Madoff nilai
riilnya 172 kali lebih besar dari Ponzi. Ini membuat Charles Ponzi seperti
amatir. Walaupun demikian, sistem piramida tetap disebut dan mempunyai nama
alias sebagai skema Ponzi, dan bukan skema Madoff. Dalam membandingkan antara
Madoff dan Ponzi, kita harus mengukurnya dengan emas bukan dengan dollar,
karena emas adalah uang sejati, sedang dollar adalah uang kertas, uang ciptaan
dan hasil manipulasi politikus yang nilainya tergerus dengan masa. Kalau diukur
dengan uang dollar Amerika Serikat maka Madoff lebih besar 7000 kali dari
Ponzi. Tetapi Ponzi lah yang mendapat nama. Yang besar belum tentu yang
memperoleh nama.
Penipuan dengan tawaran investasi perlu dikenali dan dihindari.
Penipuan money game dikenal juga dengan istilah Skema Ponzi (Ponzi Scheme),
berasal dari nama seorang penipu bernama Charles Ponzi, yang tinggal di Boston,
Amerika. Ponzi menawarkan investasi berupa transaksi spekulasi perangko (mail
coupons) Amerika terhadap perangko asing di akhir tahun 1919 sampai 1920.
Pada 26 Desember 1919, Ponzi mendirikan ”The Security Exchange
Company” yang menjanjikan investasi dengan balas jasa 40% dalam 90 hari,
dibandingkan dengan bunga bank yang pada saat itu hanya 5% per tahun. Tidak
sampai satu tahun, diperkirakan sekitar 40,000 orang mempercayakan sekitar US$
15 juta (lebih dari US$ 140 juta pada nilai sekarang) dalam perusahaannya.
Namun, pada pertengahan Agustus 1920, audit oleh pemerintah
terhadap usaha Ponzi menemukan bahwa Ponzi sudah bangkrut. Total aset yang
dimilikinya sekitar US$ 1,6 juta, jauh dibawah nilai hutangnya kepada investor.
Enron
Enron dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “
Houston Natural Gas” dengan
“InterNorth” (penyalur gas alam melalui pipa), sebuah Perusahaan lain dalam
pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan
Pemerintah federal Amerika. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan
pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum
tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron
Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang
memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2
milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang
menjadi 2.000 orang.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL)
pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online
memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL
berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada
Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun
jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand)
dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas
serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program
ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall
Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron
dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most
admired and innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling
Inovatif) selama enam tahun berturut-turut.
Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan
bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan
akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif.
Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua
hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan
Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah
AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum
terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang
yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di
kalangan dunia bisnis yang lebih luas.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai
bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron,
suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS
jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon
ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika
Serikat.
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat
persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron
muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus
kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron
menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan
secara sengaja. Jeffrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan
terganggunya proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada
November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan
rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain.
Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan (Eiteman, dkk,
2007).
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya
yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance
sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on
balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga
sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special
purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang
memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan
konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh
(Eiteman, dkk, 2007).
Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab
terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
1. Auditor
Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor
akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan
kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted
accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga
menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari
akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat
pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta
untuk biaya konsultasi.
2. Konsultan hukum
Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron.
Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas
strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.
Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan
aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak
memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3. Regulator
Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi
oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak
melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan
aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar
negara.
4. Pasar ekuitas
Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan
tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam
atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada
testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur
Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di
NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
5. Pasar hutang
Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai
rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan
nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang
diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan
rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan
kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan
Kesimpulan
Enron
dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang menyebabkan
kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Editor, Arthur
Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor
akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan
sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang
saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah
melanggar etika dalam bisnis dengan tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna
menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak sebagai auditor pun
telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah
melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas
Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai
seorang akuntan.
No comments:
Post a Comment