Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian oleh keindahan hidup dan Mentadabburi Menghafal Al-Quran bersama Ustaz Nasir Bachtiar dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah, Jumat (2015/07/06), bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al- Hafidz.
Berikut Arrahmah melayani Allah insyaa delapan hal yang membuat kita merasa baik untuk menghafal Al Qur'an. Tips ini adalah cara yang bagus Ustadz Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 56 hari (deposit) dan 19 hari untuk memulai. Tapi unik, ia mengajak kita untuk berlama-lama di menghafal, seperti dilansir Al-Quran Ikrar. Bismillah.
Mushaf Al Quran Al Karim
Mushaf Al-Quran Al-Karim
Suatu hari Ustadz Deden pernah menerima telepon dari seseorang yang ingin anaknya di sekolahnya bertempat.
"Ustadz, mengingat di mana antum tu berapa lama untuk bisa menyegel?"
"LIFETIME", jawab Ustadz. Deden santai.
Meskipun bingung, dia bertanya lagi, "Target, Ustadz?"
"Target Husnul Khotimah, MATI DALAM KEADAAN MEMILIKI hafalan."
"Mmm ... kalau prestasinya, Ustadz?", Dia terus bertanya.
"Prestasinya yang dekat dengan ALLAH", kata Ustadz Deden tegas.
Menggelitik, tapi penuh makna. Ustadz Deden berprinsip: CEPAT hafal itu berasal dari ALLAH, ingin CEPAT hafal (bisa) kedatangan Setan.
Sebelum membaca lebih lanjut, saya harap Anda memiliki komitmen sebelum menghabiskan satu jam per hari pada Quran. Setiap kali itu adalah penting durasi satu jam.
Delapan prinsip berikut ini diterapkan Ustadz Deden bersama dengan sedikit penjelasan dari editor AI.
1. Hafalkan tidak perlu menghafal
Tuhan memberikan kemampuan untuk menghafal dan mengingat yang berbeda pada setiap orang. Bahkan Imam dalam ilmu qiroat, guru Hafs-mana membaca kita lihat riwayatnya- Imam Asim menghafal Al-Quran dalam 20 tahun ke depan. Target menghafal kita tidak 'akhir paragraf' tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. Tidak akan terburu-buru, tidak menunda
Jika kita telah mengatur durasi, bahwa dari jam 6 sampai jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka apa pun yang kita hafal ayat-ayat tidak dapat menjadi masalah. Jangan terburu-buru untuk pindah ke ayat 2 jika ayat pertama kita belum benar-benar hafal. Hanya menikmati momen ini. Suatu waktu ketika kita mengobrol dengan Allah. satu jam Anda tahu. Memasak selama delapan jam urusan duniawi di rumah, hehe. Ingat, surat itu melahirkan sepuluh imbalan bukan?
Jadi, jangan buru-buru. Tapi ingat, juga tidak akan tertunda. Habiskan hanya menghafal durasi sebagai 'PAS'.
3. Menghafal tidak untuk menutup, tetapi untuk setia bersama Quran
HATI kondisi yang tepat di menghafal tidak sabar bersyukur. Tapi kita sering mendengar ungkapan "Menghafal emang harus menunggu", kan? Sebenarnya tidak salah, tidak hanya segera. Kesan ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, bahwa kita bergerak cepat agar bebas dari beban (segel). Bukankah awal surat Thoha Allah mengatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan TIDAK SEBAGAI BIAYA. Untuk apa jika segel tidak pernah diulang? Setia bersama Al-Qur'an.
4. Senang terjawab ayat
Ayat-ayat yang harus kita baca berulang kali namun belum diajukan dalam memori, sebenarnya ayat yang sama lagi merindukan kami. Jadi katakanlah pada ayat "Aku merindukanmu juga ..." hehe. Cobalah untuk membaca makna dan interpretasi. Bisa jadi ayat ini adalah 'jawaban' dari 'pertanyaan' kita. Jangan terburu-buru terlambat dan sesak bila tidak hafal-hafal. Menyenangkan sehingga orang-orang yang merindukan ayat.
5. Menghafal gigitan-Sesua
Kesenangan makan itu ketika kami sedang makan, bukan sebelum makan atau setelahnya. Menghafal kesenangan adalah ketika saya membaca berulang-ulang. Dan jumlah suap juga akan dipasang di volume mulut kita yang makan terasa lezat. Makan penggunaan sendok teh tidak mendukung karena terlalu sedikit, makan sendok nasi memanfaatkan muntah karena terlalu banyak. Menghafal-juga. Jika "'amma yatasa persegi" terlalu panjang, maka itu sudah cukup "' amma" ulang. Jika terlalu pendek, kemudian melanjutkan sampai "'nabail janin' adzhim" kemudian diulang. Sesuaikan dengan kemampuan 'mengunyah' Anda masing-masing.
6. Fokus pada perbedaan, kesamaan kebaikan
"Fabi ayyi alaa'i rabbikuma tukadz dziban" jika kita tahu paragraf pertama ini, satu-satunya! Mmaka Bahkan kita telah hafal 31 ayat 78 ayat dalam Surat ar-Rahman. Sudah hampir setengah surat yang kami hafal. Jadi ayat ini hafal sekali, fokus pada ayat demi ayat dan merangkai sebelumnya.
Durasi 7. Menekankan
Seperti dijelaskan di atas, komitmenlah di DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal. Seperti taksi meter, oklusi atau di jalan raya ia berjalan dengan tempo tetap. Tangan lebih dari satu jam pada Allah .. semoga lebih dari satu jam. Satu jam tidak sampai 5 persen dari waktu kita di hari loh! Lima persen dari Al-Quran, harus dong ah ...
8. Pastikan bertajwid ayat
Cari seorang guru yang dapat memperbaiki bacaan kita. Bertajwid tidak membaca 'sudah' kita hafal akan sulit diubah / diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan terbiasa otodidak dalam hal apapun yang berhubungan dengan Al-Qur'an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum Quran.
catatan:
Setiap titik dari 1-8 saling terkait.
Semoga bermanfaat, kami hanya ingin berbagi niat Anda. Mungkin ini bisa menjadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, lelah bahkan dalam menghafal.
Kami percaya ada yang tidak setuju dengan uraian di atas. Pro dan kontra dari hal yang wajar karena setiap kepala memiliki pikiran dan hati setiap memiliki perasaan. Oh ya, untuk pemula tidak penghafal lama diam dalam menemukan metode yang sesuai dari menghafal dan pas. Saat ini banyak buku atau modul dari menghafal Al-Qur'an dengan berbagai judul berharga. Percayalah, itu salah satu metode untuk satu orang. A metode yang sesuai X, belum tentu kasus dengan B, karena B cocok metode Y. Percaya sepenuhnya dalam hati saya bahwa itu imitasi menghafal SUNNAH TENTANG PELAKSANAAN NABI YANG TIDAK METODE A.
Satu lebih sering menakut-nakuti teman-teman kita, "Jangan ngafal. Hati-hati, Anda tahu, jika lupa dosa besar". Hei, dosa yang LUPA, LUPA tidak. Imam Masjid Harom tidak pernah lupa bahwa dia salah ketika membaca ayat tersebut, apakah ia adalah dosa besar?
Semoga kita masuk surga dengan cara menghafal Al-Quran. Aamiin.
Selamat untuk menghafal.
(adibahasan / arrahmah.com)
No comments:
Post a Comment