1. Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:
Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki
masalah menurut kepentingan umum.
Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi.
situasi dan hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan
logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi
yang digunakan.
Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan
masalah.
Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai
fase penelitian.
4. Kesimpulan
Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang
mungkin diperoleh
Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari
produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang
berhubungan dengan masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi
bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.
Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa
penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang
juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
mengidentifikasi dan merumuskan masalah
melakukan studi pendahuluan
merumuskan hipotesis
mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
menentukan rancangan dan desain penelitian
menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
menentukan subjek penelitian
melaksanakan penelitian
melakukan analisis data
merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.
Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode
pemecahan ilmiah dari perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga
sebagai proes pengumpulan dan penafsiran data (berupa benda, peristiwa, atau
tulisan) yang timbul di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna
untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan
meramalkan perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan
untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan
cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti
untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut:
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a. Data yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber
primer, yaitu hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga
sekunder (diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).
b. Untuk menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1)
eksternal: meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti
keakuratan atau kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran
dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau
memalsukan data.
Contoh : Penelitian mengenai rusaknya candi sewu di Prambanan
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa
mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian
perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang
bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross
sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan
kemampuan berbahasa, meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi
sampai dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan
kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil,
anak sekolah, remaja, dan adolesen dilakukan secara bersamaan.
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.
Ciri-Ciri penelitian ini yaitu:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang,
atau yang sedang terjadi.
b. Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
Jenis-Jenis penelitian ini
a. Survey
Survey merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit
atau individu yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Masalah atau
bidang yang sering diteliti dengan survey adalah bidang kemasyarakatan (survey
sosial), bidang pendidikan (survey pendidikan), bidang perusahaan (survey
pasaran dan produksi), bidang komunikasi (survey pendapat umum), bidang politik
(survey kepartaian dan pemilihan umum), dan bidang kesehatan (survey
kesehatan). Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode survey
adalah angket dan wawancara
Contoh : Penelitian mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat di
pedesaan, penelitian mengenai kualitas tingkat pendidikan di pedesaan.
b. Studi Kasus
Penelitian ini memusatkan perhatiannya pada suatu kasus secara intensif
dan mendetail. Subjek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan
unit (seorang, satu keluarga, satu daerah, satu lembaga, satu kelompok, satu
peristiwa, dan hal-hal lain yang dipandang sebagai satu kesatuan). Karena data
yang dikumpulkan bersifat multi aspek, maka teknik pengumpul data yang
digunakan bisa beragam, seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan
autobiografi (apabila kasusnya seseorang atau sekelompok kecil orang).
c. Studi Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari
dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam
penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan
dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data
dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain
karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok-kelompok
yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan
objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan
pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan
permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan
biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau
dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada
kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
Tujuan penelitian histonis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian
itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu.
Ciri yang menonjol dari penelitian historis adalah;
Penelitian historis lebih bergantung kepada data yang diobservasi orang
lain dari pada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan
dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keotentikan, ketepatan, dan
pentingnya sumber-sumbernya.
Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian historis haruslah
tertib ketat, sistematis, dan tuntas; seringkali penelitian yang dikatakan
sebagai suatu “penelitian historis” hanyalah koleksi informasi-informasi yang
tak layak, tak reliabel, dan berat sebelah.
“Penelitian historis” tergantung kepada dua macam data, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu Si
peneliti (penulis) secara langsung melakukan observasi atau menyaksikan
kejadian-kejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dan sumber sekunder,
yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih
telah lepas dari kejadian aslinya. Di antara kedua sumber itu, sumber primer
dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama, dan diberi
prionitas dalam pengumpulan data.
Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan “apakah
dokumen relik itu otentik”, sedang kritik internal menanyakan “Apabila data itu
otentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?”. Kritik internal harus
menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mungkin melebih-lebihkan
atau mengabaikan sesuatu dan memberikan informasi yang terpalsu. Evaluasi
kritis inilah yang menyebabkan “penelitian historis” itu sangat tertib-ketat,
yang dalam banyak hal lebih dibanding dari pada studi eksperimental.
Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan yang
mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan
historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas.
“Penelitian historis” juga menggali informasi-informasi yang lebih tua dari
pada yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali
bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
Langkah pokok untuk melaksanakan penelitian historis sebagai berikut:
Definisi masalah.
Rumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang
akan memberi arah dan fokus bagi kegiatan penelitian itu.
Kumpulkan data, dengan selalu mengingat perbedaan antara sumber primer
dan sumber sekunder.
Suatu keterampilan yang sangat penting dalam penelitian historis adalah
cara pencatatan data : dengan sistem kartu atau dengan sistem lembaran, kedua
duanya dapat dilakukan.
Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan
kritik internal.
Tuliskan laporan.
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa.
Ciri yang menonjol dan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :
Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk
membuat pencandaan (deskripsi) mengenai situasi atau kejadian. Dalam anti ini
penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif
semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, mentest
hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun
penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga
metode deskriptif. Tetapi para ahli dalam bidang penelitian tidak ada
kesepakatan mengenai apa sebenarnya penelitian deskriptif itu. Sementara ahli
memberikan arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan mencakup segala macam
bentuk penelitian kecuali penelitian historis dan penelitian eksperimental,
dalam anti luas, biasanya digunakan istilah penelitian survei.
Tujuan penelitian survei:
Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala
yang ada.
Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau bentuk mendapatkan
justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam
menangani masalah atau situasi yang sama, agan dapat belajar dari meneka untuk
kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau, misalnya : berapa lama anak-anak
usia pra sekolah menghabiskan waktunya untuk nonton TV
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi
bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies).
Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan
pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran
fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna
untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena.
Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena
acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian
historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa
fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis,
yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli
pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal
tersebut : atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu
subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu
dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan
suatu aspek kehidupan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang
terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data,
serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat
bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena
tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir
ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif;
atau normatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan
dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
Penelitian Deskriptif
Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.
Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap
fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu,
sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif
survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau
faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.
Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau
standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode
ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan
sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian
dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu
yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang
masih terjangkau dalam ingatan responden.
2.2 Tujuan
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2.3 Ciri-ciri Metode Deskriptif
Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode
ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.(secara harafiah)
Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan
eksperimental.
Secara umum dinamakan metode survei.
Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena,
tetapi :
menerangkan hubungan,
menguji hipotesis-hipotesis
membuat prediksi, mendapatkan makna, dan
implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan
Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan menggunakan schedule
qestionair/interview guide.
2.4 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang
digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi
atas beberapa jenis, yaitu:
Metode survei,
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive),
Penelitian studi kasus
Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
Penelitian tindakan (action research),
Peneltian perpustakaan dan dokumenter.
2.5 Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi
atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut:
kriteria umum
Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak
terlalu luas.
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini.
Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas.
Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta study kepustakaan
yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis
yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu telah dikembangkan.
Kriteria Khusus
Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai
(value).
Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status
Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol
terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi
terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
2.6 Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang
sering diikuti adalah sebagai berikut:
Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan
masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingin dipecahkan.
Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit
maupun implisit.
Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang
telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang
dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas
terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan
dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang
telah berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam
bentuk-bentuk model matematika.
3.1 Pengertian dan Tujuan
Tujuan penelitian histories adalah untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memferivikasi, serta mensistensiskan bukti-bukti
untukmenegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali
penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis tertentu.
Contoh penelitian histories adalah studi mengenai praktek “bawon” di
daerah pedesaaan di Jawa Tengah, yang dimaksud memahami dasar-dasarnya diwaktu
yang lampau serta relevansinya untuk waktu kini; studi ini dimaksudkan juga
untuk mentest hipotesis bahwa nilai-nilai social tertentu serta rasa
solidaritas memainkan peranan penting dalam berbagai kegiatan ekonomi
pedesaan. Ciri yang menonjol dari penelitian histories adalah;
Penelitian histories lebih bergatung pada data yang diobservasi orang
lain dari pada yang diobsevasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan
dihasilkan oleh kerja yang cermat yag menganalisis keotentikan, ketepatan, dan
peningnya sumber-sumbernya.
Berlainan dengan anggapan yang popular, penelitian haruslah tertib
ketat, sistematis, dan tutas; seringakali penlitian yang dikatakan sebagai
suatu penelitiaan histories hanyalah koleksi informasi-informasi yang tak
layak, tak reliable, dan berat sebelah.
Penelitian histories tergantung kapada dua macam data, yaitu primer dan
datasekunder. Data primer dipoleh dari sumberprimer, yaitu si peneliti
(peneliti) secara langsung meakukan observasi atau menyaksikan
kejadian-kejadian yang dituliskan. Dan data sekunder diperoleh dan sumber
skunder, yaitu peneliti melaporkan hasil obsevasi orang lain yang satu kali
atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Dianatara kedua sumber itu,
sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama,
dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan dokumen relic
itu otentik, sedang kritik internal menanyakan apabila data itu otentik,
apabila data otentik, apabila data tersebut akurat dan relevan. Kritik internal
harus menguji motif, keberat sebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mngkin
melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu da memberikan informasi yang
terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebbkan penelitian histories itu
sangat tertib-ketat, yang dalam bayak hal lebih disbanding dari pada studi
eksperimental.
Walaupun penelitian histories mirip dengan penelaahan kepustakaan yang
mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan
histories adalah tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas.
Penelitian histories jga menggaliinformasi-informasi yang lebih tua dari pada
yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali
bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar.
Langkah Pokok Untuk Melaksanakan Penlitian Histories Atau Rancangan
Penelitian Historis
Definisi masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri
sendiri:
Rumusan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang akan
memberi arahdan focus bagi kegiatan penelitian itu.
Kumpulan data, denganselalu mengingat perbedaan anatara sumber primer
dan sumber sekunder.
Suatu keterampilan yangsangat penting dalam penelitian histories adalah
cara pencatatan data: dengan system kartu atau dengan system lembaran,
kedua-duanya dapat dilakukan.
Evaluasi data yng diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan kritik
internal.
Kegunaan Teori dalam Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang akan
diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal
penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum
pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum
pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan (filsafat
ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan) dan Ausland
pedagogik. Teori khusus pendidikan dapat dibagi menjadi teknologi pendidikan
(manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum, model-model belajar mengajar dan
evaluasi pendidikan) dan ilmu pendidikan (ilmu pendidikan makro dan mikro).
Redja Mudyaharjo 2002 dalam (Sugiyono, 2009:88), mengemukakan bahwa,
sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu, menerangkan
dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang
berperan sebagai asumsi atau titi tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang
berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok
pendidikan adalah:
Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari
kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya
Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal
yang baik atau norma-norma yang baik
pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan
berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang
pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk
merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi
teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.
Landasan Teori
Pada penelitian kuantitatif, peran teori sangat penting sebagai dasar
atau landasan dalam suatu riset/penelitian. Karena tanpa landasan teori maka
penelitian akan berujung pada kesalahan atau sering dikenal dengan istilah
trial and error. Dengan adanya landasan teori ini, maka memberikan ciri bahwa
penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data.
Setiap teori bisa dikatakan sebagai dugaan sementara, karena hal
tersebut mesti memerlukan pembuktian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
Sitirahayu Haditono (1999), bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting mana
kala ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala
yang ada.[3]
Mark (1963) dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga
macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris.
Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
1. Teori yang deduktif, memberi
keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu
ke arah data.
2. Teori yang induktif, cara
menerangkan adalah dari data ke arah teori.
3. Teori yang fungsional,
disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis,
yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat
dipandang sebagai berikut.
1. Teori menunjuk pada
sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat
hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara
variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat
merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh
secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang
diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (
induktif).
3. Suatu teori juga dapat
menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Disini biasanya
terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau
sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori
harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak dia bukan suatu teori.
No comments:
Post a Comment