Subscribe di sini

Sunday 24 January 2016

Pengertian Antimikroba


Pengertian Antimikroba

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Antiparasit termasuk dalam antimikroba.Dalam pembicaraan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.

Penggolongan Obat Antimikroba
Antimikroba
Obat antimikroba (antibiotik) dapat dikelompokkan berdasarkan:
Daya Bunuh atau Daya Kerjanya Dalam Zat Bakterisid dan Zat Bakteriostatis. Obat jenis ini dapat dikelompokan menjadi :
·        Bakterisid
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
·        Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, tetapi tidak membunuhnya, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.

Berdasarkan Spektrum Kerja Antibiotik yaitu Luas Aktivitas
Penggolongan obat ini berarti aktif terhadap banyak atau sedikit jenis mikroba. Dapat dibedakan menjadi antibiotik dengan aktivitas sempit dan luas :
·        Spektrum luas (aktivitas luas)
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.
·        Spektrum sempit (aktivitas sempit)
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negatif saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedangkan streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.

Berdasarkan Cara Kerjanya
Antibiotika golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada tiga kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya :
·        Inhibitor sintesis atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering kali terjadi lisis, mencakup golongan Penicsillin, Polipeptida, sikloserin, basitrasin, vankomisin dan Sefalosporin, misalnya ampisillin, penisillin G;
·                 Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid.
·                Inhibitor sintesis protein, yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversibel, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, oxytetracycline.
Pembagian ini walaupun secara rinci menunjukkan tempat kerja dan mekanismenya terhadap kuman, namun kiranya kurang memberikan manfaat atau membantu praktisi dalam memutuskan pemilihan obat dalam klinik. Masing-masing cara klasifikasi mempunyai kekurangan maupun kelebihan, tergantung kepentingannya.

Berdasarkan Penyakitnya
·        Golongan Penisilin
Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).
Contoh obat :
a.       Amoksisilin
Nama dagang      : Ammoxillin, Amosine
Indikasi               : Infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria, Gonnorhea
Kontraindikasi    : Hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik.
Efek samping      : Gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
Dosis                   : Dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10 ml sirup 125 mg/ 5ml.

b.      Ampisilin
Nama dagang      : Ambiopi, Ampisilin
Indikasi               : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
Kontraindikasi    : Hipersensitif
Efek samping      : Mual, muntah, diare,hipersensitif

·        Golongan Sefalosporin
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
Contoh obat :
a.       Sefadroksil
Nama dagang      : Biodroxil
Indikasi               : ISP, kulit, jaringan artikulasi Dan tulang.
Kontraindikasi    : Hipersensitif
Efek samping      : Gejala ruam kulit
Dosis                   : Dewasa 1-2 g per hari terbagi menjadi 2 dosis. Pengobatan dilakukan selama 2-3 hari setelah gejala hilang.

b.      Sefoperazon
Nama dagang      : Biofotik, Cefobid
Indikasi               : ISP, saluran kemih, meningitis.
Kontraindikasi    : Hipersensitif
Efek samping      : Ruam makulopapula, urtikaria.
Dosis                   : Dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
c.       Sefotaksim
Nama dagang      : Biocef, Cefoxal
Indikasi               : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran cerna, tulang, dan sendi.
Kontraindikasi    : Hipersensitif
Efek samping      : Diare, nyeri abdomen, ruam kulit
Dosis                   : Dewasa 1 g setiap 12 jam.

·        Golongan Tetracycline
Mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali terhadap Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa.
Contoh obat :
a.       Tetrasiklin
Nama dagang      : Bimatra, Tetrasanbe
Indikasi               : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia
Kontraindikasi    : Gangguan ginjal
Efek samping      : Gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis, urtikaria, anafilaksis
Dosis                   : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB /hari terbagi menjadi 4 dosis.

b.      Doksisiklin
Nama dagang      : Doxin, Doxicor
Indikasi               : Infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran individu, saaluran kemih dan kelamin
Kontraindikasi    : Kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitas
Efek samping      : Gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.
Dosis                   : Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x sehari pada hari berikutnya.

·        Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman.
Contoh obat :
a.       Kloramfenikol / Tiamfenikol
Nama Dagang     : Colme, Anicol, Biothicol.
Kontraindikasi    : Hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.
Dosis                   : Dewasa 4 x sehari 250-500 mg, anak-anak  25-50 mg /kg dalam dosis terbagi 3-4 x sehari
Efek samping      : Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan anafilaksis.

·        Golongan Makrolid
Golongan Makrolida bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar obat Makrolida.
Contoh obat :
a.       Klaritromisin
Nama Dagang     : Abbotic, Binoklar
Indikasi               : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi saluran kulit
Kontraindikasi    : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil dan menyusui.
Efek samping      : Diare, mual, pengecapan yang abnormal, ketidaknyamanan pada perut.
Dosis : dewasa 250-500 mg 2 x sehari selama 7-14 hari

b.      Eritromisin
Nama dagang      : Bannthrocin, Duramycin
Indikasi               : Infeksi Streptokokus, Mycoplasma pneumoniae,Treponema pallidum, Clostridium
Kontraindikasi    : Gangguan fungsi hati.
Efek samping      : Kejang perut, mual, muntah, diare.
Dosis:250-500 mg 4 x sehari.

c.       Azitromisin
Nama dagang     : Mezatrin, Zithromax
Indikasi              : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Kontraindikasi   : Hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat ergot.
Efek samping     : Mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada, palpitasi,vertigo.
Dosis                  : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)

·        Golongan Kuinolon
Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Contoh obat :
a.       Siprofloksasin
Nama Dagang     : Bactiprox,Baquinor
Indikasi               : ISP, infeksi kulit, jaringan lunak, saluran kemih dan pencernaan
Kontraindikasi    : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja
Dosis                   : Dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih ringan), 400 mg setiap 12 jam, (infeksi berat)

b.      Ofloksasin
Nama dagang      : Akilen, Danoflok
Indikasi               : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis bakterial.
Kontraindikasi    : Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-anak sebelum pubertas
Dosis                   : Dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari.

c.       Levofloksasin
Nama dagang      : Cravit, Difloxin
Indikasi               : Pnemonia, bronkitis akut
Kontraindikasi    : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan menyusui
Dosis                   : Oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari.

·        Golongan Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.
Contoh obat :
a.       Amikasina
Nama dagang      : Alostil, Amikin
Indikasi               : Jaringan lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.
Efek samping      : Ototoksis, nefrotoksik
Dosis                   :  15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis (im).
b.      Gentamisin
Nama dagang      : Ethigent, Gentamerck
Indikasi               : ISK, saluran napas, saluran cerna.
Kontra indikasi   : Hipersensesitif
Efek samping      : Telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.
Dosis                   : Dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im).

c.       Kanamisin
Nama dagang      : Kanarco, Kanoxin
Indikasi               : Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
Kontraindikasi    : Hipersensitif
Efek samping      : Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan ginjal
Dosis                   : 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.

d.      Spektinomisin
Nama dagang      : Trobicin
Indikasi               : Uretritis dan proktitis gonokokus akut
Kontra indikasi   : Hipersensitif
Dosis                   : Dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2 g  Spektinomisin (im).





PENUTUP

Kesimpulan
1.    Antimikroba adalah suatu obat yang menghasilkan antibiotik untuk membunuh mikroba yang dapat merugikan manusia. Antiparasit termasuk dalam antimikroba.
2.    Obat-obatan yang termasuk dalam golongan antimikroba seperti Penisilin, Tetracyline, Sefalosporin, Kloramfenikol, Makrolid, Kuinolon, Aminoglikosida, dan Antelmintik.
3.    Penggunaan antimikroba harus memperhatikan dosis dan penyakit yang diderita       oleh seseorang agar tidak terjadi resistensi.

4.    Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.

No comments:

Post a Comment

Kumpulan ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma

Berikut video ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma Semoga menjadi motivasi dan bermanfaat  Hukum membaca Al-Qur'an digital di hp tanpa berwu...