PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena
sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap
organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai
sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang
terjadi pada organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu
organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu
mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin
banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan
fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa
keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan
informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus
memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien
dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat
ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi.
Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan ttidak adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu
suatu sistem yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi dan
memberikan kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu
membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat
dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki
dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat
memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak
keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam
memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk
memanfaatkan kesempatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimanakah konsep pengambilan keputusan dalam SIM ?
2. Bagaimanakah peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan ?
1.3.
Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui konsep-konsep pengambilan keputusan dalam
SIM
2. Untuk mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian sistem informasi
manajemen, antara lain :
1.
David
Kroenke menyatakan bahwa Sistem informasi manajemen adalah pengembangan dan
penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi.
2.
Mc.
Leod mendefiniskan sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang
mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah
satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut
tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi
matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat
mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
3.
Stoner berpendapat
bahwa sistem informasi manajemen merupakan metode formal yang menyediakan
informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan
, operasi secara efektif dan pengendalian.
4.
Ibnu
Syamsi mengungkapkan sistem informasi manajemen adalah jaringan informasi yang
diperlukan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil
keputusan, dimana sistem informasi manajemen disamping diperlukan oleh
pimpinan, juga dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
5.
Hershner
Cross mengatakan sistem informasi manajemen yang terpadu merupakan gabungan yang
amat teratur dari pegawai, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan
penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengiriman dan peragaan data yang
semuanya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan
pada semua tingkat organisasi dalam perusahaan.
6.
Sherman
Blumenthal mendefinisikan sebagai sesuatu sistem keterangan yang mencangkup
sarana-sarana untuk menghimpun, menyimpan, memperbaharui dan mengambil data
maupun berbagai sarana untuk mengubah data menjadi informasi untuk dipergunakan
manusia.
7.
Menurut Alter dalam Effendy (1989:11),
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi.
8.
Sedangkan menurut Wilkinson, sistem
informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia,
komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna
mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung
pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1.
Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang
terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar
untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.
2.
Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan luar organisasi. KWS mendukung para pekerja profesional membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
OAS mendukung pekerja data, dimana menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan luar organisasi. KWS mendukung para pekerja profesional membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem.Informasi.Manajemen.(SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision.Support.Systems.(DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5. Sistem.Ahli.(ES).dan.Kecerdasan.Buatan.(AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat.bahasa.terstruktur.dan.anatarmuka.pengguna.
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat.bahasa.terstruktur.dan.anatarmuka.pengguna.
6. Group Decision Support
Systems (GDSS) dan Computer-SupportCollaborative.Work.Systems.(CSCW) Group
Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok
bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk
pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. GDSS disebut dengan CSCW yang
mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk
kolaborasi tim melalui komputer yang.terhubung dengan jaringan.
7.
Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang
dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan
lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi
di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
2.2.
PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara etimologis
kata decide berasal dari bahasa latin de yang berarti off dan katacaedo yang berarti to cut.
Hal ini berarti proses kognitif cut off sebagai
tindakan mimilih diantara beberapa alternatif kemungkinan. Ada beberapa
pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu :
1.
Max
(1972), Decision Making is commanly difined as choosing from among alernatives
(pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternatif).
2.
Shull
(1970:67) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kesadaran
manusia terhadap fonumena individual maupun sosial berdasarkan kejadian faktual
dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau
bebrapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
3.
George
R Terry dalam Igbal Hasan (2002:9), Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
4.
S.P
Siagian dalam Iqbal Hasan (2002:10), Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan
masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan
pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran
dari proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun
hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan(decision) .
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry dalam Iqbal Hasan (2002:6)
didasarkan pada lima (5) hal yaitu :
1.
Intuisi, pengambilan
keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif
sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya antara lain :
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c. Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut sangat
berperan.
Kelemahan dari intuisi adalah :
a. Keputusan yang diambil relatif kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis karena berdasarkan
pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu serta dapat
memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan
dihasilkan. Karena pengalaman seseorang dapat menduga masalahnya walaupun hanya
dengan melihat sepintas saja sudah menemukan cara penyelesaiannya.
3.Fakta, pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan
baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan
dapat lebih tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang, pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya atau orang yang lebih
rendah kedudukannya. Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasar wewenang
antara lain :
– Kebanyakan penerimanya adalah bawahan– Keputusannya dapat bertahan dalam
jangka waktu yang cukup lama
– Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahannya antara lain :
– Dapat menimbulkan sifat rutinitas
– Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
– sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
meninmbulkan kekaburan.
5.Rasional, pada pengambilan
keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih
transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu sehingga dapat dikatakan mendekatai kebenaran atau sesuai dengan apa
yang diinginkan.
2.3.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam proses pengambilan keputusan , suatu organisasi maupun lembaga
pendidikan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu
sebagai berikut :
1.
Keadaan
internal organisasi , keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada dalam organisasi tersebut
yang meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan
karyawan, kelengkapan dan peralatan organisasi dan struktur organisasi.
2.
Keadaan
eksternal organisasi, keadaan ini bersangkut paut dengan apa yang ada diluar organisasi, seperti
keadaan ekonomi, sosial politik, hukum dan budaya.
3.
Tersedianya
informasi yang diperlukan, informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat
tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan dapat berkualitas dan baik.
4.
Kepribadian
dan kecakapan pengambil keputusan, hal ini meliputi : kebutuhan, intelegensi,
keterampilan dan kapasitas penilaian.
Sedangkan menurut Azhar kasim(1995:17) faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan oleh pimpinan meliputi hal-hal berikut :
1.
Pria dan wanita
Pria umumnya bersifat lebih tegas atau berani dan cepat mengambil
keputusan, dan wanita umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.
2.Peranan pengambil keputusan
Peranan pengambil keputusan mencakup kemampuan mengumpulkan informasi, kemampuan
menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan menggunakan konsep yang cukup
luas tentang perilaku manusia dan memperkirakan hari depan yang lebih baik.
3.Keterbatasan kemampuan
Perlu disadari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan
dibidang manajemen yang bersifat institusional maupun bersifat pribadi.
2.4.
MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lembaga pendidikan atau organisasi dapat menerapkan atau
mengadopsi model-model pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.Rational Model
Knis Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidakpastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh
kinerja program (March, simon, 1992) dan standar operasional (cyert, 1992,
march, 1976) yang disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah
dipelajari sebuah organisasi atau lembaga pendidikan .
2.Political Model
Ketika tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan kepastian
teknis tinggi dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar
menawar antara kelompok yang mengejar kepentingan mereka dan manipulasi
instrumen pengaruh yang tersedia.
3.Anarchy Model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
maupun tingkat ketidak pastian teknis tinggi (March dan Olsen, 1992).
4.Process model
Model ini digunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran
rendah, sedangkan ketidak pastian teknisnya tinggi (Mintzberg, Raisinghani dan
Theoret, 1996).
Mengenai klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang
bisa digunakan antara lain :
1.Model kuantitatif.
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian
asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang
pasti.
2.Model kualitatif.
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang
jikadibandingkan dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih
bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan
model.
3.Model probabilitas.
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam
suatu peristiwa tertentu.
4. Model matriks.
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil
yang diharapkan.
5.Model pohon keputusan.
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang
menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi
kedalam komponen-komponen yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif
pemecahan serta konsekuensi masing-masing.
6.Model simulasi komputer.
Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.
2.5.
JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Jenis-jenis keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang dan
secara garis besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu :
1. Keputusan berdasarkan tingkat kepentingan
Pada umumnya sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan memiliki hirarki
manajemen.hirarki ini terbagi atas tiga tingkatan yaitu manajemen
puncak,manajemen menengah dan manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat
puncak berkaitan dengan perencanaan yang bersifat strategis (Strategic Planning). Manajemen tingkat menengah
menangani masalah pengawasan dan kegiatannya lebih banyak bersifat
administrasi. Manajemen tingakat bawah yaitu manajemen operasional, berkaitan
dengan kegitan operasi sehari-hari.
2. Keputusan berdasarkan Regulitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (19950 dibagi menjadi keputusan
terprogram dan keputusan tidak terprogram.
1.
Keputusan terprogram, keputusan ini bersifat rutinitas dan berulang-ulang
dengan cara penanggulangan yang telah ditentukan untuk menyelesaikan masalah
melalui prosedur, aturan dan kebijakan.
2.
Keputusan tidak terprogram, keputusan ini bersifat tidak rutinitas dan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak bsrstruktur.
3.
Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan ini dibedakan menjadi empat kelompok berikut :
1.
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
2.
Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
3.
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
4.
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Tahapan pengambilan keputusan menurut Herbet A. Simon dalam
Onong Uchayana Efendi, 1996:161 meliputi hal-hal berikut :
1.
Tahap
Inteligensi (inteligence), yaitu menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam
mengambil keputusan, data mentah diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk dapat
mengidentifikasi masalah.
2.
Tahap
Rancangan (design), yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisis kegiatan yang mungkin
dilakukan.
3.
Tahap
Pilihan (choice), yaitu memilih suatu cara kegiatan khusus
dari cara-cara yang telah diperoleh, suatu pilihan diambil dan dilaksanakan.
4.
Tahap
Implementasi (implementation), yaitu pelaksanaan tindakan setelah
memperoleh pilihan atas berbagai alternatif kegiatan yang telah ditentukan.
2.6.
SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
Sistem informasi
fungsional manajemen pendidikan terdiri dari SIM Keuangan, SIM Operasi, SIM SDM
dan SIM Pemasaran. Disamping subsitem informasi manajemen diatas terdapat sub
sistem lainnya dalam proses pengambilan keputusan yaitu sistem informasi
akuntansi, sistem pendukung keputusan, fakta (fenomena) yang ada dilapangan,
dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh pengambil keputusan (decision maker).
Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Keuangan dalam Pendidikan
Aplikasi sistem informasi manajemen keuangan digunakan untuk membantu
proses pengolahan data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
berdasarkan sistem pencatatan yang disebut akuntasi. Kebutuhan akan
sistem informasi keuangan berawal dari subsistem input yang meliputi sistem
informasi akuntansi, subsistem pemeriksaan internal, dan subsistem penyelidikan
keuangan. Ketiga unsur tersebut berperan sebagai data base yang berasal dari
sumber internal organisasi pendidikan dan sumber lingkungan. Kemudian database
diolah menjadi sub sistem output untuk dapat memperkirakan berapa besarnya
anggran pendidikan yang akan dialokasikan, berapa biaya yang harus dikeluarkan
dan bagaimana pola pengendalian biaya yang telah dikeluarkan, hal ini merupakan
bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan keuangan atau biaya pendidikan.
2. Sistem Informasi Manajemen Operasi dalam Pendidikan
Menurut Lovelock (2003:31), pendidikan (education) merupakan
jenis jasa yang diciptakan oleh penyedia jasa untuk disampaikan secara langsung
pada pola pikir seseorang (people mind). Dari
ungkapan tersebut dapat diuraikan bahwa jasa pendidikan disajikan untuk mengisi
pola pikir seseorang. Oleh karena itu, operasi jasa pendidikan lebih menekankan
pada bagaimana menyajikan jasa pendidikan agar dapat diterima dengan mudah oleh
konsumen atau pengguna jasa pendidikan (siswa/mahasiswa).
3. Sistem Informasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
Sistem informasi pemasaran bermanfaat untuk mengatur arus informasi
pemasaran jasa pendidikan, karena tingkat persaingan jasa pendidikan saat ini
sangat ketat. Terjadinya persaingan yang sanagat ketat antar jasa pendidikan
merupan dampak dari banyaknya jasa pendidikan yang ditawarkan oleh
penyedia jasa. Untuk menganalisis perkembangan pemasaran jasa pendidikan,
para pengambil kebijakan bidang pendidikan memerlukan informasi mengenai
perkembangan maupun lingkungan pemasaran jasa pendidikan agar situasi
persaingan jasa pendidikan dapat dianalisis lebih awal.
4. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan
Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan merupakan
sebuah prosedur sistematis pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, validasi,
serta pengambilan kembali data sumber daya manusia yang dibutuhkan lembaga
pendidikan dalam meaksanakan kegiatan fungsi SDM dan karakteristik satuan
kerja. SIM pendidikan digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan SDM pendidikan. Contoh secara umumpenyediaan data
tentangjumlah tenaga kependidikan dan pendidik, dari mulai tingkat dasar hingga
perguruan tinggi baik swasta maupun negeri.
Dari uraian keempat sistem informasi fungsional manajemen pendidikan,
menurut Lovelock (2003) tuga fungsi manajemen merupakan peran sentral dalam
melayani konsumen (penggguna jasa pendidikan). Ketiga fungsi sentral manajemen
tersebut dimainkan oleh manajemen operasi, manajemen SDM dan manajemen
pemasaran. Karena ketiga fungsi manajemen tersebut langsung berhadapan dengan
pengguna jasa pendidikan (konsumen).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
v Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada organisasi
yang dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa
datang. Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai alternatif
solusi terhadap permasalahan organisasi.
v Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan masalah
yang dihadapi oleh organisasi.
v Sistem informasi fungsional manajemen pendidikan menurut
Lovelock(2003) ada empat (4) yaitu SIM Keuangan dalam pendidikan, SIM
Operasi dalam pendidikan, SIM Pemasaran dalam pendidikan dan SIM SDM
dalam pendidikan. Dari ke empat sistem informasi fungsional tersebut tiga
fungsi merupakan peran sentral dalam melayani konsumen (pengguna jasa
pendidikan). Ketiga fungsi sentral tersebut dimainkan oleh manajemen operasi,
manajemen SDM dan manajemen pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang (2006). Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sutanta, Edhy (2003) Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta:PT.Graha Ilmu.
Rochaety, Eti, Rahayuningsih, Pontjorini, Gusti Yanti, Prima (2003). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Tata Sutabri (2005) Sistem Informasi Manajemen.
Effendy, Onong Uchjana. (1989). Sistem Informasi Manajemen. Bandung :
Mandar maju
Handoko, T. Hani (2003) Manajemen (Edisi
2). BPFE-Yogyakarta
Kadir, Abdul (2003) Pengenalan Sistem Informasi.
Yogyakarta
Leod Jr., Raymond Mc (1996) Sistem Informasi Manajemen,
Jilid I. PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Jakarta : Balai Pustaka.
Manullang, M. (2005) Dasar-dasar Manajemen.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Sudibyo, Placidus (2001) Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi,
PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
J. Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, PT.
Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
Sondang P. Siagian, Manajemen Abad 21,
PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
Dewi Jannah, Hand Out Sistem Informasi Manajemen,
2009.
Makalah Konsep Pengambilan Keputusan dalam SIM, Kelas E, Semester IV,
Kelompok IV.
No comments:
Post a Comment