- Nasional
Hadapi Pilgub DKI
2017, PKS Bidik Kader Internal
Unggul di Pilkada serentak 2015, menghadapi pilkada DKI 2017, PKS membidik sejumlah nama-nama kader yang dapat dijagokan.
Hal ini diutarakan Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PKS, Tubagus Arif.
“Di internal partai kita memiliki sejumlah nama yang selama ini di DPRD ada Bang Sani, Bang Didin dan di DPR kita punya Ahmad Zainudin,” kata Tubagus seperti dilansir inilah, Jumat (11/12/2015).
Namun, PKS sendiri belum menggelar survei internal. Selain itu, PKS juga akan belajar dari pengalaman kekalahan kadernya, Hidayat Nur Wahid di Pilkada DKI 2012.
“Masih agak panjang prosesnya, prestasi dan dedikasi hadirkan yang terbaik. Banyak faktor lah bisa jadi PKS diangkat lagi, kita bisa selesaikan faktor negatifnya. Politik kan tak pernah mati,” tuturnya.
Unggulnya suara PKS di beberapa daerah disebutnya sebagai bukti bahwa PKS masih dipercaya untuk memimpin.
“Suatu kepercayaan dari masyarakat, PKS masih dipercaya. Selain itu, ini merupakan kerja keras seluruh jajaran. Dalam hal ini PKS berhasil melakukan konsolidasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, menghadapi Pilgub DKI Jakarta, tidak menutup kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan parpol selain KMP.
“Selain itu, PKS akan terbuka menjalin koalisi dengan parpol selain KMP di Pilgub DKI Jakarta 2017,” jelas dia. [inilah/islamedia]
Unggul di Pilkada serentak 2015, menghadapi pilkada DKI 2017, PKS membidik sejumlah nama-nama kader yang dapat dijagokan.
Hal ini diutarakan Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PKS, Tubagus Arif.
“Di internal partai kita memiliki sejumlah nama yang selama ini di DPRD ada Bang Sani, Bang Didin dan di DPR kita punya Ahmad Zainudin,” kata Tubagus seperti dilansir inilah, Jumat (11/12/2015).
Namun, PKS sendiri belum menggelar survei internal. Selain itu, PKS juga akan belajar dari pengalaman kekalahan kadernya, Hidayat Nur Wahid di Pilkada DKI 2012.
“Masih agak panjang prosesnya, prestasi dan dedikasi hadirkan yang terbaik. Banyak faktor lah bisa jadi PKS diangkat lagi, kita bisa selesaikan faktor negatifnya. Politik kan tak pernah mati,” tuturnya.
Unggulnya suara PKS di beberapa daerah disebutnya sebagai bukti bahwa PKS masih dipercaya untuk memimpin.
“Suatu kepercayaan dari masyarakat, PKS masih dipercaya. Selain itu, ini merupakan kerja keras seluruh jajaran. Dalam hal ini PKS berhasil melakukan konsolidasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, menghadapi Pilgub DKI Jakarta, tidak menutup kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan parpol selain KMP.
“Selain itu, PKS akan terbuka menjalin koalisi dengan parpol selain KMP di Pilgub DKI Jakarta 2017,” jelas dia. [inilah/islamedia]
2. Internasioal
Upaya Pelarangan Hijab di Sekolah Ditolak Pengadilan
Federal Swiss
Keberatan dengan pengunaan hijab yang dilakukan oleh
salah satu siswi muslim, sekolah Saint Margrethen di daerah Saint Gallen ajukan
banding di pengadilan Federal Swiss. Namun, usaha pihak otoritas sekolah
tersebut gagal karena bading ditolak pengadilan.
Agustus silam, sebenarnya pengadilan setempat telah
mencabut larangan tersebut, namun pihak sekolah mengajukan banding ke
pengadilan yang lebih tinggi.
Akhirnya, Pengadilan Federal
Swiss menolak banding tersebut. Majelis hakim berpendapat, penggunaan hijab
tidak mempengaruhi efektivitas dari proses belajar-mengajar.
”Menggunakan hijab tidak membuat seseorang menjadi lebih
kasar ataupun tidak disiplin,” ujar salah satu anggota Majelis Hakim Pengadilan
Federal Swiss, Florence Aubry Girardin, seperti dlansir republika dikutip Swissinfo.ch, Sabtu (12/12).
Keputusan ini menjadi keputusan akhir dari kasus larangan
penggunaan hijab di sekolah sejak 2013 silam.
Diberitakan, siswi berusia 14 tahun itu mengenakan hijab
selama berada di sekolah dan mengikuti pelajaran. Pihak sekolah berpendapat,
berdasarkan peraturan sekolah, setiap siswa-siswi dilarang untuk menggunakan
pakaian, yang menunjukan simbol-simbol keagamaan, termasuk hijab dan penutup
kepala.
Kasus pelarangan hijab ini bukan pertama kali yang
terjadi di Swiss. Di sejumlah wilayah ada upaya untuk melarang penggunaan hijab
di tempat-tempat umum, dan hal ini didukung oleh parlemen setempat.
[republika/islamedia]
Kecam
Pernyataan Anti-Islam Donald Trump, Imam Masjid New York : Trump Rendahkan
Konstitusi Amerika
Menyusul pernyataan larang muslim masuk AS dari bakal
calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, imam Islamic Center New York
sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center, Muhammad Syamsi Ali menilai hal
tersebut melanggar HAM dan mendiskriminasi penganut agama Islam.
Syamsi Ali juga menegaskan bahwa pernyataan Trump
merendahkan konstitusi di Amerika Serikat.
“Donald Trump merendahkan konstitusi Amerika yang mengaku
dan merangkul semua golongan dan persamaan hak,” ujarnya dalam diskusi Dialog
‘Membumikan pesan perdamaian agama dan kepercayaan di Dunia’ di hotel Grand
Cempaka, Jakarta, Sabtu (12/12) malam.
Ia menerangkan, bahwa orang-orang Amerika harusnya merasa
tersinggung dengan pernyataan Donald Trump.
“Mungkin Donald Trump menyangka dirinya merasa akan
didukung jika melarang Islam di Amerika. Orang Amerika harusnya merasa
tersinggung dengan pernyataan Donald,” katanya seperti dilansir merdeka.
Bahkan saat ini beberapa wilayah di Amerika sudah menolak
Trump.
“Beberapa wilayah sekarang di Amerika menolak Donald
Trump untuk menyambangi wilayah tersebut,” paparnya.
Seperti diketahui, kandidat Presiden Amerika Serikat dari
Partai Republik, Donald Trump, menyatakan selama periode tidak terbatas, orang
beragam Islam harus dilarang memasuki negaranya. [merdeka/islamedia]
Serangan Udara Rusia Tewaskan 41 Orang di Aleppo Termasuk 15
Anak-anak
EMPAT
puluh satu orang tewas dan 65 lainnya terluka pada hari Sabtu kemarin
(12/12/2015) di serangan udara Rusia yang menargetkan provinsi Aleppo, sumber
Pertahanan Sipil Suriah mengatakan kepada Anadolu Agency.
Sumber
di kota Atarib dan Munbij mengatakan bahwa serangan udara Rusia menargetkan
daerah perumahan di Munbij, menyebabkan 30 orang tewas, termasuk 15 anak-anak.
11
orang lainnya tewas dalam serangan udara di Atarib.
Sementara
itu, aktivis lokal mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pasukan rezim Suriah membombardir Ghouta Timur Sabtu
kemarin di daerah yang meliputi Hamuriye, Sakba, Kafr Batna dan Jasrain,
menyebabkan sejumlah orang tewas.
Rusia
memulai operasi udara di Suriah pada 30 September lalu dengan tujuan mendukung
rezim diperangi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sementara
Kremlin mengatakan serangan udara menargetkan kelompok ISIS, namun beberapa
anggota aliansi NATO meyakini Rusia menargetkan kelompok yang menentang Assad,
termasuk kelompok oposisi moderat.[fq/islampos]
Identitas Sekuler Warisan Kolonial, Presiden Gambia Deklarasikan
Negara Islam
Yahya
mengatakan kepada TV pemerintah bahwa proklamasi tersebut sejalan dengan
“nilai-nilai identitas religius” Gambia. Apalagi dari jumlahpopulasi di Gambia yang mencapai 1,8 juta orang, 95 persennya adalah warga
Muslim.
“Gambia
tidak bisa terus melanjutkan warisan kolonial,” ujar Yahya dikutip Al Jazeera, Sabtu (12/12).
Yahya
menegaskan akan melindungi hak-hak warga komunitas Kristen dan dipersilahkan
menjankan ajaran agama secara bebas. Gambia menghormati perbedaan keyakinan
warganya,
Karena
itu, tidak ada paksaaan berpakaian yang akan diterapkan bagi warga negara non
muslim.
“Kami
akan menjadi sebuah negara Islam yang menghormati hak-hak setiap warga negara dan
yang bukan warga negara,” tegasnya.
Gambia
yang meraih kemerdekaan dari Inggris pada 1965 merupakan sebuah negara
sekuler. Yahya telah menjadi presiden di negara kecil Afrika Barat ini
selama 21 tahun.
Ia menarik
Gambia dari perkumpulan negara persemakmuran pada 2013, dan menyebut organisasi
itu merupakan bentuk neo-kolonial.
Belakangan
ini hubungan Gambia dengan negara Barat memburuk. Uni Eropa sementara menarik
bantuan dana sejak tahun 2013. [rn/Islampos]
3. Aceh
SERAMBINEWS.COM,
TRIBUNNEWS.COM - Rodiyah
Romlah (42), warga Dukuh Windan, Makamhaji, Kartasura, tewas akibat dianiaya suaminya, Wahyudi (43). Penganiayaan itu dilakukan di hadapan anak mereka yang
baru berusia dua tahun. "Korban dianiaya di rumah, kata
tersangka setelah cekcok. Rodiyah mau pergi menggunakan sepeda motor, bersama
anaknya tapi tersangka yang marah menarik korban hingga terjatuh dari sepeda
motor," kata AKP Anggono, Kapolsek Kartasura saat dikonfirmasi, Sabtu
(12/12/2015). Menurut pengakuan
Wahyudi, ia marah karena Rodiyah mencecarnya dengan pertanyaan tentang
perempuan lain. Polisi mengatakan,
tidak senang dengan pertanyaan istrinya, Wahyudi menghajar Rodiyah. Peristiwa
yang terjadi pada Jumat (11/12/2015) sore itu menggegerkan tetangga pasangan
itu. Namun mereka tidak mengetahui penyebab cekcok Wahyudi-Rodiyah. Sementara itu, dari keterangan kepolisian, Wahyudi
yang bekerja sebagai buruh serabutan tersebut menganiaya isterinya di depan
anaknya yang masih berusia dua tahun. Setelah menyiksa korban, Wahyudi membawa Rodiyah masuk ke kamar. "Menurut tersangka, korban sempat dibopong ke
kamar tapi terjatuh ke lantai," kata Anggono. Menurut salah
satu warga yang enggan disebutkan namanya, Wahyudi dan Rodiyah menikan secara
siri
No comments:
Post a Comment