Kesetimbangan kimia merupakan
keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama.
Akibatnya tak terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan.
Ciri suatu sistem dalam keadaan setimbang adalah dengan adanya nilai yang tidak
berubah dengan berubahnya waktu.
Hampir semua reaksi merupakan reaksi
dapat balik. Tidak semua reaksi dapat balik menjadi reaksi setimbang. Agar
dapat tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan kondisi tertentu antara lain
reaksi bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem tertutup
adalah sistem dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi
tidak ada yang meninggalkan sistem. Bersifat dinamis artinya secara mikroskopis
reaksi berlangsung secara terus-menerus dalam 2 arah dengan laju reaksi
pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya. Berlangsungnya suatu reaksi
secara makroskopis dapat dilihat dari perubahan suhu, tekanan, konsentrasi,
warna, dll, sedangkan secara mikroskopis molekul tak mungkin bisa teramati.
Kesetimbangan mengacu pada keadaan
dimana proses ke kanan dan ke kiri berlangsung dengan kecepatan yang sama dan
tak ada lagi perubahan bersih yang terjadi (misalnya, jumlah pereaksi dan hasil
tak berubah di sepanjang waktu. Tetapan kesetimbangan menjelaskan hubungan
antara konsentrasi (atau tekanan parsial dalam kasus tertentu) dari
senyawa-senyawa dalam sistem yang setimbang. Nilai numeris dari tetapan tidak
tergantung pada bagaimana kesetimbangan tercapai. Kc adalah hubungan
yang ada di antara konsentrasi pereaksi dan hasil yang setimbang pada suhu
tertentu dari suatu reaksi dapat balik. Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa
usaha yang menyebabkan perubahan suhu, tekanan, atau konsentrasi pereaksi dalam
sistem yang setimbang akan merangsang reaksi bersih yang mengembalikan
kesetimbangan dalam sistem tersebut.
Masalah yang sering dihadapi oleh
suatu industri adalah bagaimana memperoleh hasil yang berkualitas tinggi dalam
jumlah yang banyak dengan menggunakan proses yang efisien dan efektif. Bahan
baku yang digunakan perlu diproses sedemikian rupa sehingga tidak banyak sisa/
residu yang harus dibuang. Untuk memecahkan masalah tersebut, pengetahuan
tentang kesetimbangan kimia sangat dibutuhkan oleh beberapa industri kimia
misalnya industri pembuatan amonia dan industri pembuatan asam sulfat.
2. Tujuan Praktikum
Menentukan hukum kesetimbangan dan
tetapan kesetimbangan kimia.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum acara V ini dilaksanakan pada hari , tanggal November 2012 pada pukul 09.30-12.00 WIB di Laboratorium Biologi
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan
Pustaka
Reaksi setimbang adalah reaksi yang berlangsung secara dua
arah atau reaksi yang berlangsung bolak-balik (reversible). Reaksi kesetimbangan berlangsung dua arah dan
dinyatakan oleh dua panah yang berlawanan arah. Reaksi ke kanan
disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Reaksi maju
lama-kelamaan makin lambat sebab jumlah pereaksi semakin berkurang. Pada saat
yang sama, reaksi balik makin cepat dengan bertambahnya jumlah hasil reaksi.
Pada saat reaksi maju dan reaksi balik memiliki laju yang sama dan tercapailah
keadaan yang disebut kesetimbangan atau keadaan setimbang (Dewi, 2006).
Pergeseran kesetimbangan dapat
dijelaskan berdasarkan asas yang dirumuskan oleh Henry Louis Le Chatelier yang
dikenal dengan nama asas Le Chatelier: ”Jika terhadap suatu kesetimbangan
dilakukan aksi, maka kesetimbangan akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh
aksi tersebut dengan membentuk kesetimbangan yang baru”. Reaksi dalam keadaan
setimbang akan berusaha selalu berada dalam keadaan setimbang sehingga jika ada
gangguan maka akan berusaha mengalami reaksi/ pengaruh agar kesetimbangan
tercapai kembali. Asas Le Chatelier: ”Jika diberi, dia memberi. Jika
diambil, dia mengambil” (Dewi, 2006).
Keadaan setimbang terjadi apabila
reaksi kimia berlangsung secara bolak-balik dengan laju sama. Karena laju kedua
arah sama, maka tidak tampak adanya perubahan konsentrasi. Kesetimbangan di
sini merupakan kesetimbangan yang dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi,
sebenarnya reaksi masih tetap berlangsung walaupun reaksi seakan-akan berhenti.
Dalam sistem yang heterogen (fasenya berbeda-beda), harga tetapan kesetimbangan
dalam konsentrasi (KC atau K) maupun dalam tekanan (KP),
yang diperhitungkan hanya fase gas saja (Kuncoro, 2008).
Dalam asas Le Chatelier dijelaskan
bahwa jika dalam sistem kesetimbangan diberikan suatu aksi, maka akan muncul
reaksi pada sistem tersebut. Reaksi tersebut akan berusaha memperkecil aksi
yang mengenainya. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pergeseran reaksi
antara lain perubahan konsentrasi, perubahan temperatur, perubahan tekanan atau
volum, dan adanya katalisator (Kuncoro, 2008).
Jika dua reaksi bersaing, yaitu reaksi
ke kanan dan ke kiri, terjadi secara serempak, reaksi tidak berlangsung
sempurna. Reaksi
dapat balik berlangsung sampai titik dimana reaksi ke kanan dan ke kiri menjadi
sama. Pada titik kesetimbangan dinamis ini tak terjadi lagi perubahan bersih,
dan jumlah kesetimbangan tetap sama di sepanjang waktu (Suminar, 1992).
Bentuk rumus tetapan kesetimbangan, Kc,
ditentukan melalui persamaan kimia yang balance. Nilai numeris
dari tetapan ditentukan melalui percobaan. Jika reaksi melibatkan gas, rumus
tetapan kesetimbangan, Kp, dapat didasarkan pada tekanan parsial
gas-gas. Kp dan Kc
bertautan melalui persamaan matematik yang sederhana. Rumus tetapan
kesetimbangan dibalik jika persamaan kimianya ditulis dengan arah terbalik
(Suminar, 1992).
Kesetimbangan kimia merupakan keadaan dimana dua proses yang
berlawanan terjadi dengan laju yang sama. Akibatnya tak terjadi lagi perubahan
bersih dalam sistem pada kesetimbangan. Ciri suatu sistem dalam keadaan
setimbang adalah dengan adanya nilai yang tidak berubah dengan berubahnya waktu
(Suminar, 1992).
Penambahan katalis pada reaksi bolak-balik akan mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri
bersama-sama. Kesetimbangan dapat tercapai lebih cepat, tetapi tak ada
perubahan dalam konsentrasi kesetimbangan. Prinsip Le Chatelier menyatakan
bahwa keadaan kesetimbangan mengalami perubahan atau “pergeseran” jika campuran
kesetimbangan diganggu. Gangguan tersebut dapat berbentuk penambahan atau
pengurangan spesies yang bereaksi, atau perubahan suhu atau tekanan (Suminar,
1992).
Katalis hanya mempengaruhi laju pencapaian kesetimbangan,
bukan posisi keseimbangan (misalnya : membalikkan reaksi). Katalis tidak
menggangu gugat hasil suatu reaksi kesetimbangan dan konsentrasi atau massanya
setelah reaksi selesai sama dengan konsentrasi atau massa reaksi sebelum reaksi
dilangsungkan. Menambahkan katalis memberikan perubahaan yang berarti pada
energi aktivasi. Katalis menyediakan satu rute alternatif bagi reaksi. Rute
alternatif ini memiliki energi aktivasi yang rendah (Wikipedia, 2010).
Merubah konsentrasi dari suatu zat di dalam suatu reaksi
biasanya merubah juga laju reaksi. Persamaan laju menggambarkan perubahaan ini
secara matematis. Order reaksi adalah bagian dari persamaan laju. Untuk lebih
formal dan matematis dalam menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya diukur
dengan melihat berapa cepat konsentrasi suatu reaktan berkurang pada waktu
tertentu (Wikipedia, 2010).
Efek eksternal yang sering memberikan gangguan pada sistem
antara lain konsentrasi dan perubahan suhu. Efek dari
perubahan konsentrasi adalah dengan adanya endapan. Lalu efek dari perubahan
suhu adalah pergeseran reaksi kesetimbangan. Bila mengalami kenaikan suhu
reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm dan juga sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan kalau nilai numeric konstanta
keseimbangan tergantung pada suhu (Wikipedia, 2010).
No comments:
Post a Comment