Ahmad Zain An Najah, MA
Di akhir kepemimpinan presiden Soeharto, terjadi pembantaian ulama dan kyai di daerah Jawa Timur. Tragedi pembantaian tersebut masih belum sirna dari ingatan kita. Sebagai kaum muslimin , banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran . Namun pada tulisan ini, ada point penting yang mungkin belum tersentuh oleh banyak pengamat. Masalah tersebut adalah ilmu putih, sebuah ilmu unik yang yang dimiliki oleh beberapa kyai di tanah Jawa , ilmu ini sering digunakan ketika terjadi bentrokan antara kelompok hitam ( para penjahat ) dan kelompok putih ( sebagian orang-orang pesantren )
Bagi kita kaum muslimin, sudah sepakat
bahwa ilmu hitam merupakan bagian dari alam hitam yang tidak boleh didekati.
Tapi untuk ilmu putih, sebagian kaum muslimin Indonesia masih menganggapnya
suatu ilmu biasa, yang setiap orang boleh mempelajarinya. Alasan mereka, bahwa
ilmu putih adalah ilmu untuk menegakkan kebenaran, membela yang lemah dan
menjaga diri dari serangan- serangan orang-orang jahat. Mereka tidak mau tahu
bagaimana cara- cara mendapatkan imu putih tersebut, atau mungkin sebagian dari
mereka memang tidak tahu cara- cara tersebut. Bagi mereka, sesuatu yang
dikerjakan oleh kyai atau orang alim yang mereka segani, adalah sah- sah saja.
Sampai sekarang-pun kebanyakan dari kita, khususnya yang bergelut dibidang
ilmu- ilmu syareah, ataupun ilmu-ilmu eksata, tidak mengetahui istilah ilmu
putih tersebut. Paling jauh, yang kita dengar hanya sebatas berita atau kisah
seorang kyai yang mampu mengetahui orang yang mencuri dengan cara melihat dari
sebuah bejana yang berisi air yang sudah dibacakan doa-doa tertentu, bisa
menangkal tenun, santet dan sihir dll.
Jadi ilmu putih itu hakikatnya seperti
apa ? Apakah ilmu tersebut merupakan salah satu ilmu yang Islam telah
memerintahkan umatnya untuk mencarinya, walaupun sampai ke negeri Cina ?
ataukah dia termasuk ilmu hitam yang untuk mendapatkannya harus dengan bantuan
jin ? atau ilmu yang menggabungkan ajaran- ajaran Islam dengan bantuan jin dan
roh- roh halus lainnya ?
Antara Karomah dan Ilmu Putih
Kalau kita runtut Sejarah Islam
–khususnya pada periode pertama dulu yaitu pada masa keemasannya- yang penuh
dengan kemenangan dan kejayaan, akan sulit kita dapati, bahkan mungkin tidak
ada seorang sahabat dan tabi’in memiliki ilmu putih, seperti sekarang ini,
apalagi ilmu hitam. Mereka hanya mengandalkan apa yang mereka dapatkan dari
Rosulullah saw dengan berpedoman Al Quran dan Hadits saja, …tidak lebih dari
itu. Tapi mereka mampu menaklukan dua ngara super power pada waktu itu ( Romawi
dan Persia ), mereka mampu berkuasa dan menebarkan keadilan di alam ini .
Secara aklamasi para ahli sejarah
menyatakan bahwa kemenangan- kemenangan yang diraih umat Islam pada waktu itu
merupakan keajaiban dunia
yang belum pernah terjadi di panggung sejarah kehidupan manusia. Bagaimana
tidak, bangsa Arab, bangsa pengembala kambing di tengah-tengah lautan padang
pasir yang sangat panas, tak pernah dilirik sedikitpun, bahkan dipandangnya
dengan sebelah mata oleh bangsa- bangsa besar pada waktu itu, tiba-tiba muncul
hanya dalam waktu 10 tahun , mampu menaklukkan dua Imperium yang telah
membangun kekuasan mereka selama ratusan tahun lamanya. Hanya dengan keimanan
yang benar dan kuat saja, akan muncul karomah- karomah dan hal-hal yang luar
biasa, yang jauh kewajaran manusia.
Dan itu semua merupakan bentuk
pertolongan Allah kepada hamba-hambaNya yang taat dan konsisten serta
istiqomah. Ini juga terjadi pada diri para sahabat secara individu, seperti
halnya tongkat kayu milik seorang sahabat yang bernama Usaid
bin Hudair
yang bisa memancarkan sinar benderang di tengah-tenah kegelapan . Juga terjadi
pada diri Abu Muslim al Khulani,
yang dilempar oleh Aswad Al ‘Insi ( pemimpin kaum murtad ) ke api yang membara,
kemudian bisa keluar darinya dengan selamat tanpa cacat sedikitpun, juga
terjadi pada diri ‘Alak al Khudrami
yang mampu berjalan di atas air ketika menyeberang lautan untuk menaklukan
pasukan musuh yang ada di negri seberang.
Karomah-karomah semacam itu, juga
terjadi pada orang-orang sholeh sebelum kedatangan nabi Muhammad saw, seperti
apa yang dialami Maryam, yang mengandung
tanpa tersentuh oleh seorang laki-laki, dan selalu mendapatkan makanan di
mihrabnya, tanpa seorangpun tahu dari mana asalnya. Begitu juga yang dialami
Ashabul Kahfi yang tidur lebih dari 300 tahun lamanya. Semua itu terjadi pada
diri mereka tanpa sengaja, itu hanyalah semata-mata pemberian dari Allah swt,
karena keimanan dan keistiqomahan mereka terhadap ajaran- ajaran Allah. Intinya
, kehebatan-kehebatan mereka itu bukan karena mereka memiliki ilmu putih,
sebagaimana yang sering dibanggakan oleh sebagian orang Islam zaman sekarang.
Beberapa Contoh Ilmu Putih
Masalah Ilmu Putih ini, mengingatkan
penulis pada cerita seorang mahasiswa yang mengatakan bahwa pamannya dahulu
pernah mempunyai ilmu putih, kemudian dia bertaubat dan meninggalkannya, kata
pamannya : “ ilmu putih itu sebenarnya sama dengan
ilmu hitam , cuma bedanya ilmu hitam digunakan untuk kejahatan sedang ilmu
putih digunakan untuk kebaikan “ Bahkan, kita dapatkan sebagian orang
yang sering disebut kyai, justru menggunakan jalan yang tidak pernah diajarkan
oleh Rosulullah saw untuk mendapatkan ilmu putih semacam ini. Pada musim haji
sekitar tahun 1995, kebetulan penulis bertemu dengan penyuluh agama ( mursyid
haji ) di salah satu rombongan haji dari Jawa Tengah. Dia dipercaya oleh
jama’ah karena berkali-kali pernah naik haji. Dia pernah berkata : “ kalau saya
dihadapkan pada suatu masalah, maka saya tidak akan bertindak sampai ada
sesuatu yang membisikkan di telinga saya “ . Mendengar pernyataan itu, penulis
bertanya : “ Gimana caranya pak, untuk bisa seperti itu ? “. “ Kita harus bisa
makan nasi putih saja, selama beberapa hari tanpa lauk dan sayur “ , jawabnya
santai.
Ajaran Islam mana, yang menyuruh
seseorang hanya makan nasi putih saja . Mungkin banyak umat Islam yang akan
keluar dari Islam kalau mereka hanya dibolehkan makan nasi putih saja, tanpa
lauk dan sayur. Kasihan bapak ini , naik haji berpuluh- puluh kali , tapi tidak
memahami bahwa haji merupakan bentuk ketundukan dan kepatuhan terhadap
ajaran-ajaran Allah, dengan tanpa menambah – nambahnya dengan selera akal dan
nafsunya.
Bertepatan itu pula beberapa saat yang
lalu, ada seorang pelajar Malaysia mengaku bahwa nenek moyangnya berasal dari
Jawa asli, katanya, neneknya menganjurkan kepadanya untuk puasa “mutih “ (
bukan puasa putih lho ). “ Menurut anda puasa mutih itu apa ? “ , tanya
penulis. “ Puasa mutih itu berpuasa dalam beberapa hari dan tidak berbuka
kecuali dengan nasih putih “, jawabnya.
Penulis juga pernah membaca makalah
yang berjudul “ Ilmu Estu
Pamungkas “ , suatu ilmu yang salah satu cara untuk mendapatkannya harus
berpuasa mutih selama beberapa hari dan beberapa malam, dan dia hanya
diperbolehkan makan dan minum air putih satu kali saja dalam sehari semalam,
yaitu pada waktu tepat tengah malam. Setelah melakukan aksi puasa, maka dia
dituntut satu hal lagi, yaitu untuk melakukan puasa ngebleng
selama beberapa malam. Puasa ngebleng
ini berbeda dengan puasa Pati Geni.
Kalau Pati Geni , seseorang harus
berdiam diri di suatu kamar yang tertutup tanpa ada seleret sinarpun yang masuk
kedalam kamar. Selama itu pula dia tidak boleh buang kotoran, buang air kecil,
makan, dan minum. Tetapi pada puasa ngebleng boleh terdapat sinar yang masuk,
hanya kita dilarang keluar kamar sebagaimana Pati
Geni,
serta tidak boleh makan, minum maupun buang air besar maupun kecil selama dia
melakukan hal itu.
Konon orang yang memiliki ilmu Estu
Pamungkas
ini juga memiliki larangan dan pantangan, diantara adalah : tidak boleh takabur
(sombong) serta mempergunakan ilmu ini untuk merugikan orang lain, seperti
merusak rumah tangga orang lain, serta dilarang keras menggunakan ilmu tersebut
setiap waktu. Dari keterangan diatas, nampaknya secara sekilas Ilmu Estu
Pamungkas
ini adalah Islami, karena mengajarkan untuk berpuasa dan melarang untuk
mengganggu orang lain serta tak boleh takabbur.
Tapi di sisi lain, kita daptkan bahwa
cara yang dipakai adalah cara-cara misterius, puasa mutih dan nasi putih.
Makanya, lebih tepat kalau amalan- amalan ini kita sebut “
talbis al-haq bi al-bathil “ ( salah satu bentuk
mencampur-adukkan antara kebenaran dengan kebatilan ).
Talbis seperti ini akan sangat
berbahaya bagi keutuhan agama Islam, karena banyak orang awam yang terkecoh
kepada suatu amalan, yang kelihatannya baik, padahal sebenarnya adalah ajaran
gado-gado dari berbagai keyakinan dan aliran kepercayaan.
Waktu terjadi pembantaian kyai oleh
para ninja, salah satu mahasiswa yang kebetulan sedang berada di Indonesia, tepatnya
di salah satu pesantren yang sedang diincar, mengatakan : “ Salah satu dari
kyai menyuruh seseorang untuk mengejar ninja yang sedang bersembunyi di
kuburan…. agar para ninja tersebut takut dan lari terbirit- birit, maka orang
yang akan mengejar tadi harus telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun di atas
tubuhnya, lantas aja pengejar tersebut menurut nasehat kyai tadi, telanjanglah
dia, dan ternyata benar, ketika para ninja tersebut melihat orang telanjang
langsung kabur ambil langkah seribu.“
Penulis jadi geli dan risih mendengar
cerita tersebut, dari mana orang tadi mengetahui kalau telanjang bulat itu
membuat ninja takut ? Kalau di Mesir , orang yang berbuat seperti itu (
bertelanjang ria ) , justru akan menjadi tontonan anak kecil. Macam- macam saja
orang Islam zaman sekarang ini, benarlah apa yang di predeksikan Rosulullah
saw, bahwa salah satu tanda akhir zaman, adalah dihapusnya ilmu syare’ah dengan
meninggalnya para ulama yang konsisten dengan ajarannya, kemudian digantikannya
dengan orang-orang bodoh dan aneh-aneh. Sehingga yang benar menjadi salah dan
salah menjadi benar.
Salah satu masalah yang sering
ditanyakan kepada penulis, adalah operasi memburu pencuri dengan metode baru (
yang sebetulnya sudah kuno ), dan mungkin belum pernah dilakukan oleh badan
intelejent manapun juga, yaitu melalui bejana air yang di bacakan doa atau
mantera, dan banyak dipraktekan di beberapa tempat. Bahkan disana ada sebuah
ilmu yang bernama “ Aji Tunggeng Mogok
“ sebuah ilmu yang bisa membuat pencuri terpaku ditempat. Di dalam buku-buku
hadits “kutubus sittah “ ataupun “kutubut tis’ah”, tidak didapati hadits yang
menyebutkan do’a untuk menangkap pencuri, atau supaya pencuri terpaku ditempat.
Kalau untuk membentengi diri dari Jin dan syetan, atau mengusir jin yang
bercokol di dalam tubuh atau di rumah, atau menolak bala’, sihir dan santet ,
itu memang banyak dan sangat di anjurkan dalam Islam.
Dengan membaca Ayat Kursi umpamanya,
atau membaca dua ayat di akhir surat Al Baqarah, atau membaca mu’awadzatain
( surat Al-Falaq dan Surat An-Nas ) , atau membaca dzikir pagi dan petang ,
atau membaca surat Al Kahfi setiap Jum’at, dn lain- lainnya yang jelas- jelas
diajarkan oleh Islam dan termaktub di dalam buku-buku hadits. Kenapa bukan itu
saja yang dipraktekan dan diajarkan kepada umat Islam ? apakah belum cukup apa
yang diajarkan oleh Rosulullah saw, sehingga harus mencari ajaran-ajaran baru
yang kita belum tahu sumbernya dan belum jelas kebenarannya.
Kalau terbukti bahwa ilmu-ilmu semacam
itu tidak terdapat dalam ajaran Islam , maka seorang muslim tidak boleh
ikut-ikutan, walaupun yang mengerjakan itu seorang kyai. Seorang kyai tidak
bisa dijadikan standar, karena dia tidak maksum. Allah berfirman :
ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر الفؤاد كل أولئك كان
عنه مسئولا
“ Janganlah engkau
mengikuti (sesuatu amalan ) yang engkau tidak mengetahui hakikatnya.
Sesungguhnya pendengran, penglihatan dan hati ini akan dimintai pertanggung
jawabannya “ ( QS. Al Isra’ : 36 )
Ada sebuah cerita menarik yang pernah
dimuat salah satu mass media terkenal. Di sebuah daerah di pulau Jawa bagian
Timur, ada seorang kyai yang disegani masyarakat. Ia tidak hanya dikenal
sebagai seorang ahli ibadah, tapi juga memiliki berbagai kelebihan. Ia mampu
berjalan di atas air, dan kebal senjata tajam. Di luar dugaan, ia meninggal
dunia dalam keadaan tragis, sekujur tubuhnya merah kehitam-hitaman. Ia
menjerit-jerit seperti serigala. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir
ia sempat bertutur, bahwa untuk memiliki berbagai “kesaktian” itu, ia harus
melakukan transaksi dengan jin. Bentuk transaksi itu sangat sederhana. Setiap
malam Jum’at, tepat pukul 12.00 malam, ia harus melakukan hubungan badan dengan
jin. Na’udzubillahi min dzalik.
Bahkan yang lebih mengerikan lagi dan
membuat setiap orang Islam bulu kuduknya berdiri, apa yang pernah diceritakan
orang yang sangat dekat dengan penulis, dan dia mendapatkannya dari seorang
anak Kyai di salah satu daerah pulau Jawa. Di daerahnya tersebut, terdapat
seorang Kyai yang terkenal sangat dermawan dan baik sekali, bahkan dia
mengajarkan kepada anaknya perbuatan-perbuatan yang baik, namun yang menjadi
pertanyaan kenapa ketika dia meninggal dunia tidak nampak dalam dirinya
tanda-tanda khusnul khotimah, justru yang terdengar adalah jeritan histeris
yang keluar dari mulutnya di saat-saat dia menghembuskan nafasnya yang terakhir
? Tak pelak, anaknya yang sudah lama terdidik dengan kebaikan-kebakan itu
menjadi heran dan bertanya-tanya , kenapa hal itu terjadi ? Dia teringat bahwa
di salah satu sudut rumahnya ada sebuah kamar yang selama ini, dia dan
keluarganya tidak boleh tahu apa yang ada dalamnya. Karena penasaran, di
dobraklah pintu kamar tersebut…” astaghfirullah ……!!!!!!!!! betapa terkejutnya
anak Kyai besar tadi, di dalam kamar kecil yang angker itu ternyata adalah
sebuah WC dan mushaf Al-Quran yang di penuhi dengan tahi. La
haula wala quwwata illa billah….Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari syetan yang terkutuk.
Kalau cerita diatas benar, maka jelas
bahwa kyai itu telah murtad dan kafir karena dia menyembah syetan dan menghina
kitab suci yang dimuliakan oleh kaum muslimin .
Al Qur’an dan Hadits Sumber Kemuliaan
Sangatlah tepat apa yang dikatakan Umar
bin Khottob, ra — sahabat Rosulullah saw yang terhebat setelah Abu Bakar
As-Siddiq ra — : “ Kita telah dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka
barangsiapa yang mencari kemulian selain Islam, maka Allah akan menghinakannya
“ Benar,…Allah telah memuliakan Umar dan para sahabat yang mengikuti petunjuk
Islam, Allah telah memuliakan mereka dengan keimanan dan kekuasaan yang
mempunyai wilayah sangat luas, bukan hanya Imperium Persi dan Romawi saja yang
ketakutan dengan mereka, bahkan syetanpun lari terbirit- birit ketika bertemu
dengan Umar….Subhanallah !!!. Maka barang siapa diantara umat Islam yang yang
mencari kemulian dan kesaktian melalui Syetan dan Jin, bukannya kemulian yang
mereka dapatkan, tapi kehinaan di dunia , mereka hidup dibawah ketiak Syetan
dan Jin , dan diinjak-injak serta ditindas oleh penguasa- penguasa kafir (
sebagai syetan-syetan manusianya ) …dan di akhirat akan mendapatkan adzab yang
pedih…na’udzubillahi min dzalik. Maha Benar Allah di dalam Firman-Nya :
أيبتغون عندهم العزة ، فإن العزة لله جميعا
“ Apakah
mereka ( orang-orang munafik) mencari kekuasan dan kemulian dari sisi mereka.
Sesungguhnya kemulian hanya ada di sisi Allah semata. “ ( Qs. An Nisa’ : 139 )
بل كانوا يعبدون الجن أكثرهم بهم مؤمنون
“ …Bahkan mereka
menyembah jin dan kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut ( QS Al Saba’ :
41 )
Umat Islam Indonesia – khususnya daerah
Jawa- hendaknya kembali kepada ajaran Islam yang asli, yang bersumber kepada
Al-Quran dan Hadits serta petunjuk para sahabat, dan wajib meninggalkan
ilmu-ilmu klenik yang hanya akan menambah kehinaan demi kehinaan. Tidak ada
dalam Islam ilmu hitam, ilmu putih,
ilmu hijau, ilmu biru, atau ilmu kuning, tapi hanya ada ilmu Al-Quran dan
Hadits serta perangkat yangmendukungnya. Tiada pula ilmu
aji tunggeng mogok, mantera pelet media rokok, ilmu kontak, ajian mahabbah,
pengasih, ilmu debus, mantra guru sajab. Ilmu- ilmu semacam
itu tiada lebih dari peninggalan ajaran- ajaran Hindu dan Budha yang dicampur
adukkan dengan Islam sehingga menjadi sesat dan menyesatkan. Wallahu a’lam
Kairo, Oktober 2002
No comments:
Post a Comment