Subscribe di sini

Thursday 4 February 2016

Biografi dan cara berfikir Max Weber



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang telah melalui proses perkembangan pemikiran filosofi dan empirical-histories. Fenomena sosial yang terjadi di Eropa Barat antara abad ke-15  hingga abad ke-18 merupakan latar belakang yang sangat memperngaruhi perkembangan sosiologi. Sosiologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki paradigma majemuk disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang ada di masyarakat sehingga menghasilkan berbagai macam sudut pandang dalam sosiologi itu sendiri.
Salah satu tokoh yang sangat populer dalam paradigma definisi sosial adalah max weber. Dalam analisisnya tentang tindakan sosial, weber memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan. Inti tesis tesisnya adalah bahwa suatu “tindakan manusia itu penuh dengan arti”. Oleh karena itu, weber diklasifikasikan  sebagai salah satu tokoh yang menghasilkan teori yang dapat dikategorikan ke dalam paradigma.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Suatu pandangan dan pemahaman yang digagas oleh pakar sosiologi pada jaman tertentu, akan mendapat kritikan dan pembaharuan oleh pakar sosiologi pada jaman berikutnya, tergantung dari situasi sosial dan politk pada jamannya, dengan menjadikan pandangan yang dahulu sebagai titik tolak untuk mendapatkan gagasan baru. Oleh karena itu, pandangan-pandangan sosiologi yang berbeda-beda tersebut menyusun suatu paradigma yang berbeda pula, tergantung dari fokus perhatian, fenomena sosial yang menjadi perhatian, serta metode yang dikembangkan untuk menelaah masalah-masalah di dalam masyarakat yang beragam, baik dari segi jaman maupaun teritorial.


BAB II
PEMBAHASAN

A.        Biografi Max Weber
Max Weber lahir di Erfrut, Thuringia, Jerman 21 April 1864, tetapi dibesarkan di Berlin dimana keluarganya pindah ketika dia berumur 5 tahun. Keluarganya  dari kelas menengah. Ayahnya adalah seorang hakim di Erfrurt dan ketika di Berlin menjadi seorang penasihat di pemerintahan kota dan kemudian menjadi anggota Prussian House of Deputies dan Jerman Reichstag. Ibu Weber , Helene Fallenstien Weber, memiliki watak yang berbeda. Keyakinan agamanya serta perasaan Calvinis jauh lebih besar daripada suaminya. Perbedaan antara orang tuanya tersebut membawa dampak besar pada orientasi intelektual dan perkembangan psikologisnya.
Ketika masih kecil, Weber adalah seorang pemalu dan sering sakit, tetapi dia sangat jenius. Dia membaca dan menulis sesuatu secara ilmiah. Pada usia 18 tahun, Max Weber mulai mempelajari hukum di Universitas Heidelberg. Weber meninggalkan Heidelberg untuk menjalani wajib militer, dimana dia menjalin hubungan erat dengan pamannya bernama Herman Baumgarten dan tantenya bernama Ida. Keluarga Baumgarten memperlakukan Weber dengan suatu sikap hormat intelektual, kehangatan emosional, dan Weber sangat terpengaruhi mereka, sebagai akibatnya Weber lebih banyak mengikuti ibunya. Perhatian Weber dalam bidang teori mengenai pengaruh ide-ide dan kepentingan  dalam mengendalikan prilaku manusia tergambar dalam keluaganya. Ayahnya memberikan prioritas pada kepentingan politik dan ekonomi, sedangkan ibunya dan keluarga Baumgarten memberikan prioritas kepada ideal-ideal etika protestantisme.  Pada tahun 1884 kembali ke Berlin dan pada tahun 1889 dia menyelesaikan tesis doktornya. Dia  menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin.
Weber mulai membangkitkan seluruh waktunya untuk kehidupan akademisnya ketika dia menerima kedudukan sebagai professor ekonomi di Universitas Freiburg tahun 1894. Pada tahun 1896, giatnya dalam bekerja ini membawanya pada posisi sebagai profesor ekonomi di Heidelberg.
Pada tahun 1897, ketika karier akademik berkembang, ayahnya meninggal dunia setelah bertengkar hebat dan diusir oleh Max dari rumah. Hal ini membuat Weber merasa bersalah sehingga kesehatan fisik dan psikologinya terganggu selama bertahun–tahun.  Tahun1899 dia harus dirawat dirumah sakit untuk beberapa minggu. Pada tahun 1903 tidak sampai tahun 1904, ketika ia menyampaikan kuliah perdananya dalam waktu enam setengah tahun, Weber mampu kembali aktif kedalam kehidupan akademik.
Dalam kehidupan Weber, dan lebih penting lagi dalam karya-karyanya, terdapat ketegangan antara pikiran birokratis, sebagaimana ditampilkan oleh sang ayah, dengan religiosistas ibunya. Ketegangan yang tak terpecahkan itu merasuk ke dalam karya Weber yang berjudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism.Weber meninggal dunia pada tanggal 14 Juni 1920 pada saat dia mengerjakan karya terpentingnya Economy and Society.

Karya- Karya Utama Max Weber
·       Methodologhcal Essays (1902)
·       The protestant eitch and the spirit of capitalism
·       Economi and society (1910)
·       Sociologi of religion (1916)

B.        Cara Berpikir Tradisional Dan Modern
Max Weber mengakui peran teknologi bagi perkembangan masyarakat. Weber juga mengakui konflik bersifat inheren di tiap masyarakat. Namun, Weber tidak sepakat dengan determinisme ekonomi Marx. Jika Marx menganut materialisme historis, maka Weber dapat dikatakan menganut idealisme historis. Bagi Weber, masyarakat terbentuk lewat gagasan atau cara berpikir manusia. Dalam hal ini, Weber bertolak belakang dengan Marx yang justru mengasumsikan gagasan tidak lebih proyeksi cara-cara produksi ekonomi.
            Konsep yang diperkenalkan Weber adalah tipe ideal (ideal typhus). Makna ideal typhus adalah pernyataan abstrak mengenai ciri-ciri esensial tiap fenomena sosial. Masyarakat pemburu dan peramu, hortikultural dan pastoral, agraris, industrial, dan posindustrial adalah contoh dari tipe ideal. Ideal, dalam maksud Weber, bukan berarti baik atau buruk. Tipe ideal lebih merupakan cara mendefinisikan sesuatu. Dengan mengajukan tipe ideal atas setiap fenomena sosial, seseorang dapat melakukan perbandingan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain, atau bahkan mendorong perubahan suatu masyarakat kepada tipe ideal yang dikehendaki. Tipe ideal atas suatu fenomena sosial mendorong terciptanya gagasan baru: Tipe ideal adalah gagasan.
Organisasi rasional Weber merupakan contoh dari gagasan. Saat menggagasnya, organisasi ini belum muncul di kenyataan tatkala Weber mengamati pola kerja pegawai publik dalam Dinasti Hohenzollern yang saat itu menjalankan pemerintahan Prussia. Sistem kerja dinasti tersebut bercorak patrimonial di mana ketaatan seorang pejabat publik bukan pada pekerjaan melainkan pada personalitas tokoh-tokoh politik (patron). Gagasan Weber adalah cara kerja ini harus digantikan dengan yang lebih rasional, di mana ketaatan kepada personal harus digantikan dengan ketaatan atas peraturan impersonal. Organisasi yang diajukan Weber adalah organisasi legal-rasional. Kata birokrasi bukan berasal dari Weber karena ia tidak pernah menyebut kata birokrasi dalam karyanya. Namun, kata birokrasi kini kerap dihubung-hubungkan dengan gagasan Weber.
Dalam menganalisis masyarakat, Weber menekankan bagaimana orang berpikir tentang dunia kontekstualnya. Individu dalam masyarakat pra industri terikat oleh tradisi, sementara pada masyarakat industrial diikat rasionalitas. Tipe ideal Weber mengenai tradisi adalah nilai serta kepercayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Masyarakat tradisional terbentuk tatkala para anggotanya diarahkan oleh masa lalu atau merasakan ikatan kuat pada cara hidup yang sudah bertahan lama (tradisi). Gagasan seperti tindakan baik atau buruk ditentukan apa yang telah diterima dari masa sebelumnya. Sebaliknya, orang-orang yang hidup di masa lebih kemudian (modern), lebih mengedepankan rasionalitas, yang maknanya adalah menurut Weber cara berpikir yang menekankan kesengajaan, berupa perhitungan pasti seputar cara-cara yang lebih efektif dalam merampungkan pekerjaan.
Ketergantungan pada hal-hal sentimentil pada masyarakat tradisional tidak beroleh tempat di masyarakat modern. Orang modern berpikir dan bertindak berdasarkan efeknya bagi masa kini dan masa mendatang, bukan masa lalu. Dengan demikian, Weber mengajukan pendapatnya mengenai rasionalisasi masyarakat yang didefinisikannya sebagai perubahan historis gagasan manusia (idealisme historis) dari tradisi menuju rasionalitas. Weber menggambarkan masyarakat modern sebagai sama sekali baru karena mengembangkan cara pikir ilmiah yang menyapu jauh-jauh segala ikatan sentimental atas masa lalu.
Apakah digunakannya suatu teknologi mengindikasikan modern-nya suatu masyarakat? Bagi Weber jawabannya belum tentu karena teknologi hanya maksimal dimanfaatkan jika masyarakat penggunanya paham akan peran teknologi tersebut bagi dunianya.

C.        Penerimaan Teori Max Weber
          Salah satu alasan di terimanya teori weber ini dalah karena teori weber terbukti secara politik lebih mudah diterima ketimbang radikalisme marx. Weber lebih berpandangan liberal terhadap masalah tertentu dan konservatif terhadap masalah lain (misalnya, tentang peran negara).
          Yang disukai dari weber adalah cara ia menyajikan pendapat, ia menghabiskan sebagian besar dari usianya untuk mempelajari sejarah secara rinci dan kesimpulan politis yang


No comments:

Post a Comment

Kumpulan ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma

Berikut video ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma Semoga menjadi motivasi dan bermanfaat  Hukum membaca Al-Qur'an digital di hp tanpa berwu...