BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang telah melalui proses
perkembangan pemikiran filosofi dan empirical-histories. Fenomena
sosial yang terjadi di Eropa Barat antara abad ke-15 hingga abad ke-18
merupakan latar belakang yang sangat memperngaruhi perkembangan sosiologi.
Sosiologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki paradigma majemuk
disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang ada di masyarakat sehingga
menghasilkan berbagai macam sudut pandang dalam sosiologi itu sendiri.
Salah satu tokoh yang sangat populer dalam paradigma definisi
sosial adalah max weber. Dalam analisisnya tentang tindakan sosial, weber
memperkenalkan konsep tentang makna suatu tindakan. Inti tesis tesisnya adalah
bahwa suatu “tindakan manusia itu penuh dengan arti”. Oleh karena itu, weber
diklasifikasikan sebagai salah satu tokoh yang menghasilkan teori yang
dapat dikategorikan ke dalam paradigma.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
Suatu pandangan dan pemahaman yang digagas oleh pakar sosiologi pada jaman
tertentu, akan mendapat kritikan dan pembaharuan oleh pakar sosiologi pada
jaman berikutnya, tergantung dari situasi sosial dan politk pada jamannya,
dengan menjadikan pandangan yang dahulu sebagai titik tolak untuk mendapatkan
gagasan baru. Oleh karena itu, pandangan-pandangan sosiologi yang berbeda-beda
tersebut menyusun suatu paradigma yang berbeda pula, tergantung dari fokus
perhatian, fenomena sosial yang menjadi perhatian, serta metode yang
dikembangkan untuk menelaah masalah-masalah di dalam masyarakat yang beragam,
baik dari segi jaman maupaun teritorial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Max Weber
Max Weber lahir di Erfrut, Thuringia, Jerman 21 April
1864, tetapi dibesarkan di Berlin dimana keluarganya pindah ketika dia berumur
5 tahun. Keluarganya dari kelas menengah. Ayahnya adalah seorang
hakim di Erfrurt dan ketika di Berlin menjadi seorang penasihat di pemerintahan
kota dan kemudian menjadi anggota Prussian House of Deputies dan Jerman
Reichstag. Ibu Weber , Helene Fallenstien Weber, memiliki watak yang berbeda.
Keyakinan agamanya serta perasaan Calvinis jauh lebih besar daripada suaminya.
Perbedaan antara orang tuanya tersebut membawa dampak besar pada orientasi
intelektual dan perkembangan psikologisnya.
Ketika masih kecil, Weber adalah seorang pemalu dan sering
sakit, tetapi dia sangat jenius. Dia membaca dan menulis sesuatu secara ilmiah.
Pada usia 18 tahun, Max Weber mulai mempelajari hukum di Universitas
Heidelberg. Weber meninggalkan Heidelberg untuk menjalani wajib militer, dimana
dia menjalin hubungan erat dengan pamannya bernama Herman Baumgarten dan
tantenya bernama Ida. Keluarga Baumgarten memperlakukan Weber dengan suatu
sikap hormat intelektual, kehangatan emosional, dan Weber sangat terpengaruhi
mereka, sebagai akibatnya Weber lebih banyak mengikuti ibunya. Perhatian Weber
dalam bidang teori mengenai pengaruh ide-ide dan kepentingan dalam
mengendalikan prilaku manusia tergambar dalam keluaganya. Ayahnya memberikan
prioritas pada kepentingan politik dan ekonomi, sedangkan ibunya dan keluarga
Baumgarten memberikan prioritas kepada ideal-ideal etika
protestantisme. Pada tahun 1884 kembali ke Berlin dan pada tahun
1889 dia menyelesaikan tesis doktornya. Dia menjadi pengacara dan
mulai mengajar di Universitas Berlin.
Weber mulai membangkitkan seluruh waktunya untuk kehidupan
akademisnya ketika dia menerima kedudukan sebagai professor ekonomi di
Universitas Freiburg tahun 1894. Pada tahun 1896, giatnya dalam bekerja ini
membawanya pada posisi sebagai profesor ekonomi di Heidelberg.
Pada tahun 1897, ketika karier akademik berkembang, ayahnya
meninggal dunia setelah bertengkar hebat dan diusir oleh Max dari rumah. Hal
ini membuat Weber merasa bersalah sehingga kesehatan fisik dan psikologinya
terganggu selama bertahun–tahun. Tahun1899 dia harus dirawat dirumah
sakit untuk beberapa minggu. Pada tahun 1903 tidak sampai tahun 1904, ketika ia
menyampaikan kuliah perdananya dalam waktu enam setengah tahun, Weber mampu
kembali aktif kedalam kehidupan akademik.
Dalam kehidupan Weber, dan lebih penting lagi dalam
karya-karyanya, terdapat ketegangan antara pikiran birokratis, sebagaimana
ditampilkan oleh sang ayah, dengan religiosistas ibunya. Ketegangan yang tak
terpecahkan itu merasuk ke dalam karya Weber yang berjudul The
Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism.Weber meninggal dunia pada
tanggal 14 Juni 1920 pada saat dia mengerjakan karya terpentingnya Economy
and Society.
Karya- Karya Utama Max Weber
· Methodologhcal Essays (1902)
· The protestant eitch and the spirit of capitalism
· Economi and society (1910)
· Sociologi of religion (1916)
B.
Cara Berpikir Tradisional Dan Modern
Max
Weber mengakui peran teknologi bagi perkembangan masyarakat. Weber juga
mengakui konflik bersifat inheren di tiap masyarakat. Namun, Weber tidak
sepakat dengan determinisme ekonomi Marx. Jika Marx menganut materialisme
historis, maka Weber dapat dikatakan menganut idealisme historis. Bagi Weber,
masyarakat terbentuk lewat gagasan atau cara berpikir manusia. Dalam hal ini,
Weber bertolak belakang dengan Marx yang justru mengasumsikan gagasan tidak
lebih proyeksi cara-cara produksi ekonomi.
Konsep yang diperkenalkan Weber adalah tipe ideal (ideal typhus). Makna ideal
typhus adalah pernyataan abstrak mengenai ciri-ciri esensial tiap fenomena
sosial. Masyarakat pemburu dan peramu, hortikultural dan pastoral, agraris,
industrial, dan posindustrial adalah contoh dari tipe ideal. Ideal, dalam
maksud Weber, bukan berarti baik atau buruk. Tipe ideal lebih merupakan cara
mendefinisikan sesuatu. Dengan mengajukan tipe ideal atas setiap fenomena
sosial, seseorang dapat melakukan perbandingan antara masyarakat satu dengan
masyarakat lain, atau bahkan mendorong perubahan suatu masyarakat kepada tipe
ideal yang dikehendaki. Tipe ideal atas suatu fenomena sosial mendorong
terciptanya gagasan baru: Tipe ideal adalah gagasan.
Organisasi rasional Weber
merupakan contoh dari gagasan. Saat menggagasnya, organisasi ini belum muncul
di kenyataan tatkala Weber mengamati pola kerja pegawai publik dalam Dinasti
Hohenzollern yang saat itu menjalankan pemerintahan Prussia. Sistem kerja
dinasti tersebut bercorak patrimonial di mana ketaatan seorang pejabat publik
bukan pada pekerjaan melainkan pada personalitas tokoh-tokoh politik (patron).
Gagasan Weber adalah cara kerja ini harus digantikan dengan yang lebih
rasional, di mana ketaatan kepada personal harus digantikan dengan ketaatan
atas peraturan impersonal. Organisasi yang diajukan Weber adalah organisasi
legal-rasional. Kata birokrasi bukan berasal dari Weber karena ia tidak pernah
menyebut kata birokrasi dalam karyanya. Namun, kata birokrasi kini kerap
dihubung-hubungkan dengan gagasan Weber.
Dalam
menganalisis masyarakat, Weber menekankan bagaimana orang berpikir tentang
dunia kontekstualnya. Individu dalam masyarakat pra industri terikat oleh
tradisi, sementara pada masyarakat industrial diikat rasionalitas. Tipe ideal
Weber mengenai tradisi adalah nilai serta kepercayaan yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Masyarakat tradisional terbentuk tatkala para anggotanya
diarahkan oleh masa lalu atau merasakan ikatan kuat pada cara hidup yang sudah
bertahan lama (tradisi). Gagasan seperti tindakan baik atau buruk ditentukan
apa yang telah diterima dari masa sebelumnya. Sebaliknya, orang-orang yang hidup
di masa lebih kemudian (modern), lebih mengedepankan rasionalitas, yang
maknanya adalah menurut Weber cara berpikir yang menekankan kesengajaan, berupa
perhitungan pasti seputar cara-cara yang lebih efektif dalam merampungkan
pekerjaan.
Ketergantungan
pada hal-hal sentimentil pada masyarakat tradisional tidak beroleh tempat di
masyarakat modern. Orang modern berpikir dan bertindak berdasarkan efeknya bagi
masa kini dan masa mendatang, bukan masa lalu. Dengan demikian, Weber
mengajukan pendapatnya mengenai rasionalisasi masyarakat yang didefinisikannya
sebagai perubahan historis gagasan manusia (idealisme historis) dari tradisi
menuju rasionalitas. Weber menggambarkan masyarakat modern sebagai sama sekali
baru karena mengembangkan cara pikir ilmiah yang menyapu jauh-jauh segala
ikatan sentimental atas masa lalu.
Apakah
digunakannya suatu teknologi mengindikasikan modern-nya suatu masyarakat? Bagi
Weber jawabannya belum tentu karena teknologi hanya maksimal dimanfaatkan jika
masyarakat penggunanya paham akan peran teknologi tersebut bagi dunianya.
C.
Penerimaan Teori Max Weber
Salah satu alasan di terimanya teori weber ini dalah karena teori
weber terbukti secara politik lebih mudah diterima ketimbang radikalisme marx.
Weber lebih berpandangan liberal terhadap masalah tertentu dan konservatif
terhadap masalah lain (misalnya, tentang peran negara).
Yang disukai dari weber adalah cara ia menyajikan pendapat, ia
menghabiskan sebagian besar dari usianya untuk mempelajari sejarah secara rinci
dan kesimpulan politis yang
No comments:
Post a Comment