Subscribe di sini

Friday, 5 February 2016

Pembinaan Akhlak Mulia Siswa-Siswa di MAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
                Salah satu pokok ajaran Islam yang paling penting adalah pembinaan akhlak. Hal ini sesuai dengan salah satu misi Rasulullah Saw, bahwa beliau diutus kepermukaan bumi ini adalah untuk memperbaiki akhlak dan prilaku manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist Rasulullah Saw yang berbunyi:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :انما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق "  (رواه البيهقى )[1]
Artinya: Dari Abi Hurairah ra. Berkata: Rasulullah Saw bersabda: ‘’bahwasanya aku diutus oleh Allah Swt untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR. Baihaqi).

Pembinaan akhlak adalah usaha sadar yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, prilaku dan keterampilan subjek dengan tindakan pengarahan dan bimbingan.[2] Dalam konteks pendidikan seorang guru ia bukan hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran, melainkan ia juga sebagai pengawal moral dan teladan. Sebagaimana fungsi Rasul yaitu sebagai uswah hasanah dan sebagai contoh panutan yang baik, atau sebagai model ideal bagi kehidupan dalam segala bidang, terutama dari segi akhlak yang mulia seperti dalam segi bertutur kata, makan, minum, berpakaian, bergaul dan lain sebagainya. Contoh ideal yang demikian itu sangat dipentingkan di masa sekarang ini, saat di mana umat sudah mulai kehilangan idola, figur, dan panutan yang baik. Akibat dari kelangkaan contoh ideal tersebut, akhirnya siswa berkiblat kepada contoh yang sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan spiritual.[3]
Proses pembelajaran mempunyai tujuan terjadinya perubahan tingkah laku pada anak didik kearah yang positif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Slameto bahwa,’’ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan’’.[4] Perubahan tersebut tidak hanya dalam aspek ilmu pengetahuan saja, akan tetapi meliputi segala kebiasaan, tingkah laku, pola pikir, serta penyesuaian diri dengan sekitarnya.
M. Ngalim Purwanto mengemukakan salah satu syarat menjadi guru adalah ‘’berkelakuan baik yang di dalamnya terkandung segala sikap, watak dan sifat-sifat yang baik.’’[5] Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa guru harus memiliki akhlak yang baik karena guru menjadi teladan bagi anak didiknya, sehingga segala perilakunya mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik. Demikian juga guru agama, kemampuan dalam membina murid sangat mempengaruhi pembentukan akhlak anak didik pada sebuah lembaga pendidikan.
Tugas seorang guru memang berat dan banyak, akan tetapi semua tugas guru itu akan dikatakan berhasil apabila ada perubahan tingkah laku dan perbuatan bagi anak didik kearah yang lebih baik dan berhasil ajarannya berdampak pada kerendahan hati dan perilaku yang baik, baik terhadap sesama manusia, maupun lingkungan dan yang paling pokok adalah akhlak kepada Allah Swt.
Akhir-akhir ini kemerosotan nilai-nilai akhlak dikalangan masyarakat terutama di sekolah sudah kian meresahkan. Banyaknya keluhan orang tua, guru, pendidik dan orang-orang yang berkecimpung dalam pendidikan, keagamaan serta pengaduan masyarakat sosial pada umumnya, yang berkenaan dengan ulah sebagian pelajar yang sukar dikendalikan, seperti nakal, sering bolos sekolah, merokok dan berbicara tidak sopan dengan orang yang lebih tua (guru).[6]
Madrasah Aliyah Swasta Darul Aman Lampuuk merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terletak di Tungkop Darussalam Aceh Besar yang mempunyai kader-kader yang memiliki pengetahuan agama dan umum. Di sekolah ini siswa tinggal di asrama, tetapi ada sebagian siswa yang tinggal bersama orang tua. Para siswa yang tinggal di asrama tersebut dan mendapat pembinaan akhlak dari pengurus asrama (musyrif). Para ustadz dan dan ustadzah yang berada dibawah payung yayasan Darul Aman telah berupaya sesuai dengan prosedur dalam membina akhlak siswa untuk menjadi lebih baik.
Namun kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan dari segi sarana dan prasana ini dapat berpengaruh kepada siswa sehingga menyebabkan siswa kurang merespon terhadap pendidikan akhlak, ditambah lagi dengan kondisi keluarga yang kurang memperhatikan tingkah laku dan tindakan siswa tersebut sehingga menyebabkan siswa bebas bergerak dan bersikap tanpa ada yang memperhatikan, kurangnya sikap penghormatan terhadap guru hampir tiap hari terjadi, di mana setiap perkataan dan anjuran guru sering tidak dihiraukan  termasuk peraturan yang diberlakukan sekolah hampir tidak pernah dilaksanakan.
MAS ini berusaha untuk menjadikan kader-kader tersebut agar berguna bagi agama dan bangsa. Salah satu usaha yang menunjang untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melaksanakan pembinaan akhlak.
Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut bagaimana pembinaan akhlak mulia pada MAS Darul Aman Lampuuk, dengan judul Pembinaan Akhlak Mulia Pada Siswa-Siswa  di MAS.

B.   Rumusan Masalah
                Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah:

1.     Bagaimana pembinaan akhlak mulia Siswa-Siswa  di MAS?
2.     Apa kendala yang dihadapi guru dalam pembinaan akhlak mulia Siswa-Siswa  di MAS?

C.   Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.     Untuk mengetahui  pembinaan akhlak mulia Siswa-Siswa  di MAS.
2.     Untuk mengetahui hambatan dalam pembinaan akhlak mulia di MAS.

          Adapun manfaat penelitiannya adalah sebagai berikut:
a.     Manfaat Teoritis
1.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat member kontribusi pada ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia siswa.
2.     Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber rujukan atau sumber bahan penting bagi peneliti dan mendorong peneliti lain untuk melukan peneliti yang sejenis dengan lebih mendalam.
b.     Manfaat Praktis
1.     Hasil peneliti dapat digunakan untuk bahan masukan agar dapat meningkatkan dalam Pembinaan Akhlak Mulia Siswa-Siswa pada MAS


D.   Kajian Terdahulu yang Relevan
Di dalam skripsi Taufik Hidayat tentang Pembinaan Akhlak (suatu penelitian di MAN 1 Negeri) mengatakan bahwa:’’ pembinaan akhlak pada siswa dengan cara teguran langsung ataupun pembinaan secara langsung terhadap siswa yang melakukan pelanggaran, kemudian pelaksanaannya diterapkan kepada guru secara keseluruhan sehingga pembinaan akhlak siswa merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya guru tertentu saja.[7]
Dalam melaksanakan pembinaan akhlak terhadap para siswa, para guru mengalami berbagai macam kendala di antaranya adalah faktor orang tua yang kurang memperhatikan terhadap perkembangan akhlak anaknya. Faktor lingkungan tempat siswa tersebut tinggal dan berkembang, faktor guru sebagai pendidik, faktor siswa itu sendiri, dan faktor pemerintah yang kurang memperhatikan masalah pendidikan.
Selaras dengan masalah pembinaan akhlak mulia siswa, Sayed Fauzan dalam skripsinya tentang Upaya Guru PAI dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MTsN menjelaskan bahwa:’’Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa adalah menegur dan menasehati, terutama siswa-siswi yang kurang dengan akhlak terpuji, serta membimbing agar senantiasa siswa tersebut bersikap baik sesuai dengan tuntunan Islam. Dalam mendidik dan membina akhlak siswa guru mengalami hambatan meskipun berbeda-beda seperti, besarnya pengaruh keluarga serta lingkungan, dan siswa terlalu nakal. Hal ini harus diperlukan usaha dari seorang guru untuk mengatasi hambatan tersebut serta bekerjasama dengan keluarga siswa dan menindak pada siswa yang melanggar.[8]
Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam Pembinaan Akhlak Siswa pada SD Negeri menjelaskan, bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembinaan akhlak siswa disebabkan kuranngnya perhatian orang tua terhadap pembinaan akhlak siswa, kurangnya perhatian dari lingkungan masyarakat dan pengaruh budaya terhadap pembinaan akhlak siswa.[9]
Rosmaita dalam skipsinya yang berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa pada SMP Negeri mengatakan “kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembinaan akhlak anak baik itu berasal dalam diri anak seperti kurangnya minat anak dalam mempelajari ilmu agama, kurangnya dukungan dalam keluarga serta perbedaan karakter anak, hal ini merupakan hambatan bagi guru dalam membina akhlak siswa”.[10]
Triyana Harsa dalam Jurnal Edukasi menjelaskan bahwa penyebab timbulnya krisis akhlak dalam masyarakat cukup banyak, yang terpenting di antaranya adalah: pertama, krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan terhadap agama yang menyebabkan hilangnya pengontrol diri dari dalam (self control)Kedua, krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat sudah kurang efektif, Ketiga, krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya hidup materialistik, hedonistik dan sekularistik. Keempat, krisis akhlak terjadi karena belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.[11]
Sejalan dengan sebab-sebab timbulnya krisis akhlak tersebut di atas, maka cara mengatasinya dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menerapkan pelaksanaan pendidikan agama, baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. Kedua, mengintegrasikan antara pendidikan dan pengajaran. Ketiga, bahwa pendidikan akhlak bukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama saja, melainkan seluruh guru bidang studi. Keempat, pendidikan akhlak harus didukung oleh kerjasama yang padu dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua (keluarga), sekolah dan masyarakat.

E.    Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam karya tulis ini dibagi dalam lima bab, yaitu:
Bab satu membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan mamfaat penelitian, kajian terdahulu yang relevan dan sistematika pembahasan.
Bab kedua menjelaskan tentang teori pembinaan akhlak mulia di sekolah. Pembahasan akan diawali dengan hakikat pembinaan akhlak mulia, peran guru dalam pembinaan akhlak mulia, strategi guru dalam pembinaan akhlak mulia dan ruang lingkup akhlak mulia dalam Islam.
Bab ketiga membahas tentang metodelogi penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi peneliti, subjek peneliti, instrument pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab keempat membahas tentang hasil penelitian yang meliputi: usaha yang dilakukan guru dalam pembinaan akhlak mulia dan hambatan-hambatan dalam pembinaan akhlak mulia.
Bab kelima berisi simpulan dan saran-saran.




[1]Al-Baihaqi, Sunan Qubra, (Bairut:Darul Fikri tt), h.275.

[2]Hidayat, Pembinaan Generasi Muda, (Surabaya: Studi Grup, 2005), h. 26.

[3]Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan ( Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.96-97.

[4]Slameto, Identifikasi Kesulitan Belajar, (Jakarta: Rajawali, 1994), h.2.

[5]M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.143.

[6]Rusjdi Ali Muhammad, dkk, Jurnal Edukasi Media Komunikasi Pendidikan (Banda Aceh: Stkip al-Wasliyah,2008). h.46.  

[7]Taufik Hidayat, “Pembinaan Akhlak (Suatu Penelitian di MAN I Negeri)”, Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2009h.67.


[8]Sayed Fauzan, “Usaha Guru PAI dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MTsS”.  Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2012h.72.

[9]Wahyuni, “Upaya Guru dalam Pembinaan Akhlak Siswa pada SD Negeri”, Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2011h.53.

[10]Rosmaita, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Pada SMP Negeri”,Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2011,h.60.

[11]Triyana Harsa, Peran Pendidikan dalam Mengatasi Krisis Akhlak, (Banda Aceh: Widya Iswara Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BPKP), 2008), h. 46-47.

No comments:

Post a Comment

Kumpulan ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma

Berikut video ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma Semoga menjadi motivasi dan bermanfaat  Hukum membaca Al-Qur'an digital di hp tanpa berwu...