HADITS
QUDSY
1.
Pengertian Hadits Qudsy
Menurut
bahasa, kata al-qudsy adalah nisbah, atau sesuatu yang
dihubungkan, kepada al-quds, yang berarti “suci”. Dengan
demikian, al-Hadits al-Qudsi berarti hadits yang
dihubungkan kepada zat yang Quds, yang maha suci, yaitu Allah SWT.
Pengertian
menurut istilah ilmu hadits adalah:
هوما نقل ﺇلينا عن
النبي صلى الله عليه و سلم مع اسناده ﺇياه ﺇلى ربه عز وجل Artinya:
“yaitu
hadits yang diriwayatkan kepada kita dari nabi SAW. Yang disandarkan oleh
beliau kepada Allah SWT.”
Definisi
di atas menjelaskan bahwa hadits Qudsi itu adalah bersumber dari Rasul SAW,
namun disandarkan beliau kepada Allah SWT. Akan tetapi, meskipun itu adalah
perkataan atau firman Allah, hadits Qudsi bukanlah Al-Qor’an dan bahkan
keduanya berbeda. Hadit Qudsy itu tidak banyak hanya berjumlah kurang lebih
seratus hadits yang oleh sebagian ulama dihimpun dalam sebuah kitab[1].
2.
Perbedaan antara hadits Qudsi
dengan Al-qur’an
Antara hadits Qudsi dengan Al-Qur’an terdapat beberapa
perbedaan, yaitu:
·
Al-Qur’an lafaz dan
maknanya berasal dari Allah SWT, sedangkan hadits Qudsy maknanya berasal dari
Allah SWT semntara lafaznya barasal dari Rasulullah SAW.
·
Al-Qur’an hukum membacanya
adalah ibadah, sedangkan membaca hadits Qudsi hukumnya bukanlah ibadah.
·
Periwayatan dan keberadaan
Al-Qur’an disyaratkan harus mutawatir,sementara hadits Qudsi
periwayatannya tidak disyaratkan mutawatir.
·
Al-Qur’an adalah mukjizat
dan terpelihara dari terjadinya perubahan dan pertukaran serta tidak boleh
diriwayatkan secara makna. Hadits Qudsi bukanlah mukjizat dan lafat serta
susunan kalimatnya bisa saja berubah, karena dimungkinkan untuk diriwayadkan
secara makna.
·
Al-Qur’an dapat dibaca di
dalam shalat, sementara hadits Qudsi tidak dapat dibaca ketika sedang
melaksanakan shalat[2].
3.
perbedaan antara hadits Qudsi dan
hadits Nabawi (hadits Nabi)
Berdasarkan
pengertian dan kriteria yang di miliki oleh hadits Qudsi, terdapat perbedaan di antara hadits Qudsi dan
hadits Nabi SAW, yaitu:
Bahwa
hadits Qudsi, nisbah atau pengbangsaannya adalah kepada Allah SWT, dan
Rasulullah SAW berfungsi sebagai yang menceritakan atau meriwayatkannya dari
Allah SWT. Oleh karena itu, dihubungkanlah hadits tersebut dengan hadits Qudsi
atau dengan hadits Ilahi. Hadits Qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan
dibubuhi dengan kalimat-kalimat:
a.
Qala Allahu
b.
Fima yarwihi ‘anillahi Tabaraka wa
Ta’ala
c.
Lafaz-lafaz lain yang semakna
dengan apa yang tersebut di atas, setelah selesai menyebutkan rawi yang menjadi
sumbernya, yaitu sahabat.
Sedangkan
hadits Nabawi, nisbah atau pembangsaannya adalah kepada Nabi SAW dan sekaligus
periwayatannya adalah berasal dari beliau.[3]
Dan pada hadits Nabi SAW tidak ada ciri-ciri seperti di atas(hadits Qudsi).
4.
Contoh hadits Qudsi
ما رواه مسلم في صحيحه عن ﺃبي ﺫر رضي
الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما روى عن الله تبارك وتعالى ﺃنه قال:
ياعباديﺇبي حرمت الطلم على نفسي وجعلته بينكم محرمافلاتطالمون
Artinya:
Hadits
yang diriwayatkan oleh muslim dalam kitab Shahihnya, dari Abi Dzar r.a., dari
Nabi SAW menurut apa yang diriwayatkan beliau dari Allah SWT, bawasannya Dia
berfirman, “Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu
dan Aku jadikan kezaliman itu di antara kamu sebagai perbuatan yang haram, maka
oleh karena itu janganlah kamu saling berbuat kezaliman”.
REFERENSI
Fatchur
rahman, Drs, ikhtishar mushthalahu’l Hadits, cetakan pertama, PT. alma’arif,
1974
Nawir
yuslem,DR,MA, PT.mutiara sumber widya
[1] Ibnu
taimiah mengumpulkan hadits-hadits qudsy dengan diberi nama
Al-Kalimu’th-Thayyib;Dr. Ahmad As-Syarbashy menyusun kitab yang berisikan
hadits-hadits qudsy yang diberi nama “adabu’l-Ahaditsi’l-Qudsiyah, selesai
cetakan pertama tahun 1969 M. di Kairo.
[2]
Al-Thahhan, tafsir, h. 126; ‘Ajjajal-Khathib, ushul al-Hadits, h.29.
[3] ‘Ajjaj
Al-Khathib, ushul al-hadits. h. 30
No comments:
Post a Comment