Subscribe di sini

Saturday 6 September 2014

akhlak tasawuf






BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai sebuah disiplin ilmu, taswuf tidak dapat lepas keterkaitannya dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti ilmui kalam, fiqh, filsafat, ilmu kejiwaan (psikologi), dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Pada makalah ini kami akn membahas hubungan tasawuf dengan  alah satu ilmu-ilmu diatas, yaitu ilmu kejiwaan atau yang disebut ilmu psikologi.
Ilmu kejiwaan tersebut sangat erat hubungannya dengan ilmu tasawuf. Kita angkat sebagai contoh misalnya, orang yang tampak dalam kepribadiannya sebagai orang yang tenang, perilakunya juga pasti akan menampakkan perilaku atau akhlak-akhlak yang terpuji. Dan intinya, ia juga akn mudah dekat dengan Tuhannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tasawuf
Kata tasawuf berasaldari bahasa Arab yang diperdebatkan asal atau akar katanya. ada yang mengatakan dari Shuf  yang artinga woll kasar, Shafa, yang artinya bersih dan suci, Shoff, yang artinya barisan, karena orang yang shalat di barisan pertama mendapatkan kemulyaan dan pahala.
Menurut Ibnu Khaldun, Taswuf adalah semacam ilmu Syari’at yang timbul kemudian di dalam agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan pertalian dengan segalanya selain Allah,hanya menghadap Allah SWT.

B.     Pengertian Ilmu Jiwa
Kata Psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa, dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilimu. dengan demikian, kita menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian dengan pertimbangan terdapat perbedaan yang jelas dalam maknanya, yaitu :
1.    Ilmu jiwa merupakan istilah dalam bahasa Indonesia sehari-hari dan dipahami setiap orang sehingga kita pun menggunakannya dalam arti yang luas karena masyarakat telah memahaminya. sedangkan kata psikologi merupakan suatu istilah ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah sehingga kita manggunakannya untuk merujuk kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
2.    Ilmu jiwa yang kita artikan dalam arti yang lebih luas dari pada psikologi. ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, dan juga meliputi segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dangan metode-metoda ilmiah yang memnuhi syarat-syarat sebagaimana disepakati oleh para sarjana psikologi masa kini. istilah ilmu jiwa merujuk kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psokologi merujuk kepada ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.

C.    Hubungan Ilmu Taswuf dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)
Bukan merupakan suatu hal yang berlebih-lebihan, bila kita mengatakan bahwa para sufi adalah pakar ilmu jiwa sekaligus dokter jiwa. seringlaki datang kepada syekh-syekh sufi, orang yang menderita penyakit kejiwaan, lalu mereka mendapatkan disisinya perasaan santun, perhatian, rasa aman , dan ketenangan.
Inilah salah satu sebab dalam percakapan sehari-hari, orang banyak mengkaitkan tasawuf denagn unsur kejiwaan dalam diri manusia. Hal ini cukup beralasan mengingat dalam substansi pembahasannya, tasawuf selalu membicarkan persoalan-persoalan yang berkisar pada jiwa manusia. Hanya saja, ddalam jiwa yang dimaksud adalah jiwa manusia muslim, yang tentunaya tidak lepas dari sentuhan-sentuhan keislaman. Dari sinilah tasawuf identik dengan unsur kejiwaan manusia.
Mengingat adanya relavansi yang sangat erat antara spiriualitas dan ilmu kejiwaan, terutama ilmu kesehatan mental, Kajian tasawuf tidak dapat lepas dari kajian tentang kejiwaan manusia itu sendiri.
Dalam pembahasan tasawuf dibicarakan tentang hubunagan jiwa dengan badan agar terciptanya keserasian diantara keduanya. Pembahasan tentang jiwa dan badan ini dikonsepsikan para sufi untuk melihat sejauh mana hubungan perilaku yang dipraktekkan manusia dengan dorongan yang dimunculkan jiwanya sehingga perbuatan itu dapat terjadi. Dari sini baru muncul kategori-kategori perbuatan manusia sebagai perbuatan jelak atau perbuatan baik. Jika pebuatan yang ditampilkan seseorang itu baik, maka ia disebut orang yang berakhlak baik. sebaliknya, jika perbuatan yang ditampilkan buruk, ia disebut orang yang berakhlak  buruk.
Dalam pandangan kaum sufi, akhlak dan sifat seseorang bergantung pada jenis jiwayang berkuasa atas dirinya. Jika yang berkuasa dalam tubuhnya nafsu-nafsu hewani, yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku hewani pula. Jika yang berkuasa adalah nafsu insani, maka yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku insani.
Para sufi menekankan unsur kejiwaan dalam konsepsi tentang manusia, hal itu dapat pula berarti bahwa hakikat, zat, dan inti kehidupan manusia terletak pada unsur spiritual dan kejiwaannya. Ditekankannya unsur jiwa dalam konsepsi tasawuf tidak berarti bahwa para sufi mangabaikan unsur jasmani manusia. Unsur ini juga mereka pentingkan karena rohani sangat memerlukan jasmani dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT dan menjadi khalifah-Nya di bumi. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah dan beramal dengan baik dan sempurna selama jasmaninya tidak sehat. Kehidupan jasmani yang sehat merupakan jalan kehidupan rohani yang baik. Pandangan kaum sufi mengenai jiwa erat hubungannya dengan ilmu kesehatan mental. Ilmu kesehatan mental ini merupakan bagian dari imu jiwa (psikologi).
Dalam ilmu psikiater dan psikoteraphy, kata mantal sering digunakan sebagai nama lain kata personality (kepribadian), yang berarti bahwa mental adalah semua unsur jiwa, termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan yang dalam keseluruhannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan, dan sebagainya.
Bagi para ahli di bidang parawatan jiwa, terutama di Negara-negara yang telah maju, masalah mental ini talah menarik perhatian mereka sampai jauh sekali, sehingga dapat melakukan penelitian-penelitian ilmiah yang menghubungkan antara kelaakuan dan keadaan mental. Mereka telah menemukan hasil-hasil yang memberikan kesimpulan tegas, yang membagi manusia pada dua golongan besar, yakni golongan yang sehat dan golongan yang kurang sehat.
Orang yang mentalnya sehat adalah orang yang mampu merasakan kebahaagiaan dalam hidud karena orang-orang inilah yang dapatmerasakan bahwa dirinya berguna, berharga, dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dengan cara yang mmbawanya pada kebahagiaan dirinya dan orang lain. Disamping itu, ia mampu menyesuaikan diri, yang dalam arti luas terhindar dari kegelisahan-kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moralnya.
Pada perilaku orang sehat mental akan tampak sikap yang tidak ambisius, tidak sombong, rendah hati, dan apatis. Tetapi tetap wajar, menghargai orang lain, merasa percaya diri, dan selalu gesit. Setiap tanduk-tanduknya ditujukan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan kesenangan sendiri. kepandaian dan pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk meraih manfaat dan kebahagiaan bersama. kekayaan dan kekuasaan yang ada padanya bukan untuk bermegah-megah dan mencari kesenangan sendiri tanpa mangindahkan orang lain, tetapi digunakan untuk menolong orang miskin dan melindungi orang lemah.
Sementara cakupan golongan yang kurang sehat sangatlah luas, dari yang paling ringan hingga yang paling berat; dari orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya hingga orang yang sakit jiwa. Grjala umum yang tergolong pada orang yang kurang sehat dapat dilihat dalam beberapa segi, anara lain :
  1. Perasaan, yaitu perasaan terganggu, tidak tenteram, rasa gelisahtidak tentu yang digelisahkan, tetapi tidak dapat pula menghilangkannya, rasa takut yang tidak masuk akalatu tidak jelas yang ditakutinya, rasa iri, rasa sedih yang tidak beralasan, sombong, suka bergantung pada orang lain, dan sebagainya.
  2. Pikiran, gangguan terhadap kesehatan mental dapat pula mempengaruhi pikiran, misalnya anak-anak membolos sekolah, pemalas, pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya.
  3. Kelakuan, pada umumnya kelakuannya tidak baik, sepeti nakal, keras kepala suka berdusta, menyeleweng, mencuri, menyiksa orang lain, membunuh, merampok, dan sebagainy yang membuat orang lain menderita dan haknnya teraniaya.
  4. Kesehatan, jasmaninya dapat terganggu, bahkan karena adanya penyakit yang betul-betul mengenai jasmani tersebut, tetapi sakit akibat jiwa yang tidak tenteram. Penyakit ini disebut psikosomatik. Gejala yang sering terjadi dengan penyakit ini yaitu : sakit kepala, merasa lemas, letih, sering masuk angin, tekanan darah tinggi, jantung sesak nafas, sering pingsan, bahkan sampai sakit yang lebih berat, seperti lumpuh sebagian anggota badan, lidah kelu dan sebagainya.
Berbagai penyakit yang dijalaskan diatas sesungguhnya akan timbul pada diri manusia yang tidak tenang hatinya, yakni hati yang jauh dari Tuhannya. Ketidak tenangan itulah memunculkan penyakit-penyakit mental, yang pada gilirannya akan menjelma menjadi perilaku yang tidak baik dan menyeleweng dari norma-norma umum yang di sepakati.
Harus diakui memang jiwa manusia sering kali sakit. Ia sehat sempurna tanpa melakukan perjalanan menuju Allah dengan benar. Jiwa manusia juga membutuhkan perilaku yang luhur, sebab kebahagiaan tidak akan dapat dirah tanpa akhlaq yang luhur.
Bagi orang yang dekat dengan Tuhannya, yag akan tanpa dari kepribadiannya adalah ketenangan. Perilakunya juga akan menampakkan perilaku yang terpuji. Semua ini tergantng pada kedekatqan manusia dengan Tuhannya. Pola kedekatan manusia dengan Tuhannya inilah yang menjadi gerapan dalam tasawuf. Dari sinilah nampak keterkaitan erat antara ilmi tasawuf dan ilmu kesehatan mental.
Perlu diketahui, bahwasanya dalam diri manusia terdapat dimensi rohani yang meliputi Hati, Roh, Nafsu, dan Akal (dalam bahasa Arab, qolb, ruh, aql, dan nafs). Pada istilah keempat ini sudah sering muncul dalam tasawuf, kajian tasawuf tak lepas dari pengetahuan tentang keempat istilah ini, yang termasuk dalam dunia kerohaniahan sering dipelajari oleh kaum sufi. Tetapi belum banyak kaum sufi dan ulama yang mengetahui secara mendetail tentang istilah ini karena arti nama-nama tersebut satu sama lain agaknya amat sulit dan rumit untuk dibedakan, karena itu di sini akan diuraikan terlebih dahulu akan pengertian nama-nama tersebut.

1.    Qalb
Definisi qolb secara fisik adalah daging sanubari (al-lahm assanubari), daging khusus yang berbentuk seperti jantung pisang yang terletak di rongga dada sebelah kiri yang berisi darah hitam kental. Itulah sumber nyawa dan tambangnya. Selain manusia yang mempunyai hati hewan pun mempunyai hati yang dapat mengetahuinya dengan panca indra pengelihatan. Adapun qalb dalam arti psikis dalam pengertian lathifah rabbaniyyah ruhaniyyah, sesuatu yang halus yang memiliki sifat ketuhanan dan keruhaniahan. Halus maksudnya ialah mengemukakan sifat keadaannya, dimana kita bisa merasa sedih, duka, kesal, gembira, kagum, hormat, benci, marah, cinta, inilah yang merupakan hakeka dari manusia, yang dapat menerima pengetahuan, dapat beramal sekaligus menjadi obyek perintah dan larangan dari Allah.
Menurut Imam Al-Ghazali, pertama hati yang shahih (sehat) bisa menjadikan manusia selalu (salim) selamat. Dalam hati yang sehat ini manusia mempunyai hal-hal kebaikan, dengan selalu mensyukuri nikmat- Nya. Mempunyai iman yang kokoh, tidak hidup serakah, hidupnya tentram, khusu’ dalam ibadah, banyak melakukan dzikir sehabis shalat, jika melakukan kelalaian selalu langsung sadar, dan di dalam dirinya selalu diliputi perbuatan baik. Serta bila salah selalu langsung bertaubat. Inikah yang diinginkan oleh Allah, dan kita akan mudah dekat dengan-Nya.

2.    Ruh
Ruh (nyawa) dalam arti jasmani. Roh adalah tubuh halus (jisim lathif) yang bertempat tinggal di kepala. Sumbernya adalah lubang hati yang bertubuh, lalu tersebar dengan perantaraan urat-urat nadi dan darah yang memanjang ke segala bagian tubuh yang lain dan mengalir ke dalam tubuh, dengan meancarkan cahaya ke seluruh tubuh manusia. Roh ini erat hubungannya dengan jantung, dimana ia beredar bersama peredaran darah, sehingga kalau detak jantung sudah berhenti maka berhenti pula roh itu.
Adapun roh dalam arti psikis adalah mengetahui dan merasa (al-lathifah al’alimah al-mudrika minal insan) bahwa roh urusan Tuhan. Karena Tuhanlah yang memberi pancaran cahaya untuk tubuh manusia. Dengan demikian, roh merupakan motor penggerak dalam pendekatan diri kepada Tuhan. Menurut kaum sufi, roh adalah penggerak ke arah kebaikan pada umumnya.

3.    Nafs
Nafs dalam arti jasmani, nafs adalah kekuatan hawa nafsu amarah yang terletak dalam perut manusia dan merupakan sumber bagi timbulnya akhlak tercela. Nafs menurut kaum sufi dapat dibagi atas tiga peringkat.
Pertama, Al-Nafs Al-Imarah bi Al-Su adalah nafsu yang memerintah atau mengajak kepada kejahatan. Kedua, al-nafs al-lawwamah (nafsu yang menyesali). Karena setiap kali kita melakukan dosa ada rasa penyesalan atas perbuatan dosa. Ketiga, al-Nafs al-Muthma’innah. Ketika nafsu itu telah dapat ditundukkan sepenuhnya, maka ia akan membawa ketenteraman bagi kehidupan.

4.    Aql
Aql dalam arti jasmani, sebagai hati jasmani, sebagai pengetahuan tentang hakekat segala keadaan. Maka akal ibarat dari sifat-sifat ilmu yang tempatnya terdapat dalam hati.  Aql dalam arti psikis ada dua pengertian, pertama akal sebagai pengetahuan tentang hakekat segala keadaan, kedua yang memperoleh pengetahuan batin. Meskipun demikian, sementara sufi menempatkan akal identik dengan (perasaan batin).  Aql yang kedua adalah anugerah besar dari Tuhan kepada manusia karena tidak ada sesuatu pun yang mmelampauinya dalam memberi manfaat dan faedah bagi manusia.


BAB II
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Ø  Kata tasawuf berasal dari bahasa Arab yang diperdebatkan asal atau akar katanya. ada yang mengatakan dari Shuf  yang artinga woll kasar, Shafa, yang artinya bersih dan suci, Shoff, yang artinya barisan, karena orang yang shalat di barisan pertama mendapatkan kemulyaan dan pahala
Ø  Kata Psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa, dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilimu
Ø  Dalam pandangan kaum sufi, akhlak dan sifat seseorang bergantung pada jenis jiwayang berkuasa atas dirinya. Jika yang berkuasa dalam tubuhnya nafsu-nafsu hewani, yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku hewani pula. Jika yang berkuasa adalah nafsu insani, maka yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku insane
Ø  Gejala umum yang tergolong pada orang yang kurang sehat dapat dilihat dalam beberapa segi, anara lain :
o  Perasaan, yaitu perasaan terganggu, tidak tenteram, rasa gelisahtidak tentu yang digelisahkan, tetapi tidak dapat pula menghilangkannya
o  Pikiran, gangguan terhadap kesehatan mental dapat pula mempengaruhi pikiran, misalnya anak-anak membolos sekolah, pemalas, pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya.
o  Kelakuan, pada umumnya kelakuannya tidak baik, yang membuat orang lain menderita dan haknnya teraniaya.
o  Kesehatan, jasmaninya dapat terganggu, bahkan karena adanya penyakit yang betul-betul mengenai jasmani tersebut, tetapi sakit akibat jiwa yang tidak tenteram. Penyakit ini disebut psikosomatik.
Ø  Bagi orang yang dekat dengan Tuhannya, yang akan tanpa dari kepribadiannya adalah ketenangan. Perilakunya juga akan menampakkan perilaku yang terpuji


DAFATAR PUTAKA

http://facebook.com/topic.php?uid=132058603036&topic=11801
http://sibueagenk.multuply.com/journal/item/11

http://idb4.wikispaces.com/file/view/uf4004.2.pdf

No comments:

Post a Comment

Kumpulan ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma

Berikut video ceramah ustadz Abdul Somad Lc Ma Semoga menjadi motivasi dan bermanfaat  Hukum membaca Al-Qur'an digital di hp tanpa berwu...