1. Apa yang dimaksud dengan
perbuatan setan di malam tahun baru?
Boros, itulah yang dimaksud. Karena
boros merupakan perbuatan yang meniru tingkah laku setan. Itulah yang ada di
perayaan malam tahun baru.
2.
Apa ada yang bisa pastikan malam tahun baru tidak mungkin boros?
Jawab, tak mungkin.
Semua
orang bisa pastikan bahwa perayaan malam pergantian tahun hanya
menghambur-hamburkan uang. Pesta kembang api, pesta petasan dan terompet hanya
menghabiskan uang milyaran rupiah. Itu terjadi hanya satu malam. Itu terjadi
hanya barangkali durasi 10 menit.
Coba
kalau uang milyaran tersebut digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Orang yang
mencintai orang miskin akan mudah mendapatkan doa-doa baik mereka, mudah meraih
rezeki dan mudah meraih pertolongan Allah. Dari Sa’ad, ia mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ
بِضُعَفَائِكُمْ
“Kalian hanyalah mendapat pertolongan
dan rezeki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian” (HR.
Bukhari no. 2896).
Dalam
lafazh lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذَهِ اْلأُمَّةَ
بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ.
“Sesungguhnya Allah menolong ummat ini
dengan sebab orang-orang lemah mereka di antara mereka, yaitu dengan doa,
shalat, dan keikhlasan mereka” (HR. An Nasai no. 3178. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Adapun
boros merupakan perbuatan setan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ
كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Rabbnya.” (QS. Al Isra’: 27).
Dalam
Tafsir Al Jalalain disebutkan bahwa pemboros itu mengikuti jalannya setan.
Yang
dimaksud dengan tabdzir dalam ayat terdapat dua tafsiran. Tafsiran pertama,
boros berarti mengeluarkan harta pada jalan yang tidak benar. Demikian pendapat
dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas. Mujahid mengatakan,
لو أنفق الرجل ماله كلَّه في حقٍّ ، ما كان
مبذِّراً ، ولو أنفق مُدّاً في غير حق ، كان مبذِّراً
“Seandainya seseorang menginfakkan
seluruh hartanya pada jalan yang benar, tidaklah disebut boros. Adapun jika ia
menginfakkan satu mud (seukuran dua telapak tangan, -pen) saja pada jalan yang
tidak benar, disebut boros.”
Tafsiran
kedua, boros berarti merusak harta. Inilah yang jadi pendapat Al Mawardi dan
demikian pula dikatakan oleh Abu ‘Ubaidah. Lihat Zaadul Masiir karya Ibnul
Jauziy.
Syaikh
As Sa’di dalam kitab tafsirnya menuturkan, “Orang yang boros disebut saudara
setan karena setan selalu mengajak pada tingkah laku yang tercela. Setan
mengajak manusia pada sifat pelit dan kikir. Jika manusia enggan berbuat
seperti itu, setan mengajak untuk bersikap boros. Adapun yang diperintahkan
oleh Allah adalah mengajak pada sifat pertengahan dan Dia memuji akan hal itu.
Sebagaimana diterangkan dalam ayat yang lain tentang sifat ibadurrahman (hamba
Allah yang beriman),
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا
وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan (boros), dan tidak (pula) kikir,
dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al
Furqon: 67). (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 480).
Apa
masih mau mengikuti jejak setan di malam tahun baru? Muslim yang cerdas adalah
muslim yang mau berpikir kemaslahatan untuk dirinya, dunianya dan agamanya.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, حفظه الله تعالى
artikel https://rumaysho.com
♻️ Silakan disebarluaskan
═══ ¤❁✿❁¤ ═══
No comments:
Post a Comment